Kamera 1
Jumat, 13 November 2015
LITURGI PERKAWINAN KATOLIK: Tata Perayaan Perkawinan Baru
LITURGI PERKAWINAN KATOLIK: Tata Perayaan Perkawinan Baru: Pada tanggal 31 Januari 2011, KWI telah mempromulgasikan Tata Perayaan Perkawinan (TPP) yang baru, dan diberlakukan secara ad experimentum ...
Senin, 24 Agustus 2015
Tugas Awam OFS salah satunya mau menjadi Pelayan Umat yakni PRODIAKON di Gereja
Pada hari Sabtu, 25 Juli 2015 Pukul 15.00WIB sampai hari Minggu, 26 Juli 2015 Pkl 13.00WIB, kami Calon Prodiakon dan Prodiakon mengadakan Rekoleksi di Wisma Immaculata Jalan A.R. Hakim dengan Pembimbing Romo Yulianus Astanto,CM ( Romo Rekan Romo Paroki Benedictus Adi Rijanto, CM ). Dengan kesibukan kami masing-masing, kami menyempatkan menghadiri Rekoleksi PRODIAKON dengan Tema "MELAYANI DENGAN HATI". Materi yang dibawakan sangat bagus. Sangat terasa kekeluargaan dalam Rekoleksi ini.
Tepat hari Minggu, 9 Agustus 2015. Dalam Misa ke 2 kami Calon Prodiakon dan Diakon di Lantik menjadi Prodiakon untuk masa jabatan 3 tahun yakni tahun 2015 sampai tahun 2018. Dikarenakan Bapak Uskup Agung Pontianak yang juga masih menjabat Uskup Agung Sintang Agustinus Agus berhalangan hadir maka digantikan Vikaris jenderal Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Agung Pontianak Pastor Dr. William Chang, OFM Cap melantik kami yang berjumlah 47 Prodiakon di Gereja Paroki Keluarga Kudus Kotabaru Keuskupan Pontianak.
Dalam semangat melayani OFS ambil bagian dalam tugas Perutusan, ya salah satunya menjadi Prodiakon. Kami tahu dalam kehidupan kami masih banyak kekurangan dan kesibukan, namun tidak ada yang bisa menghalangi bila ROH KUDUS sudah mau berkarya dalam diri kami, karena kami tahu kami adalah alat Tuhan (Penjala Manusia).
Dalam Pelayanan kami juga masih merasa banyak kekurangan, maka kami mohon doa, teguran dan masukan yang berguna, agar dapat menyempurnakan Pelayanan kami.
* Catatan:
1. Berbaju Coklat adalah Saudara-Saudari Kami OFS
2. Sdr. Heribertus Agus Susanto, OFS (Bendahara Persaudaraan Lokal St Condradus Pontianak "Sebelah Kiri"), Sdr. Gaspar Deso Esso, OFS (Minister Regio Kalimantan Sta Elisabeth Hongaria), Sdr.Yohanes Tuparman, OFS ( Wakil Minister Regio Kalimantan Sta elisabeth Hongaria), Sdr. Ireneus Gedo Gama, OFS, Sdr. Bartolomeus Emmanuel Hongky Hadianto, OFS (Sekertaris Regio Kalimantan Sta Elisabert Hongaria dan Sekertaris Persaudaraan Lokal St Condardus Pontianak)
Tepat hari Minggu, 9 Agustus 2015. Dalam Misa ke 2 kami Calon Prodiakon dan Diakon di Lantik menjadi Prodiakon untuk masa jabatan 3 tahun yakni tahun 2015 sampai tahun 2018. Dikarenakan Bapak Uskup Agung Pontianak yang juga masih menjabat Uskup Agung Sintang Agustinus Agus berhalangan hadir maka digantikan Vikaris jenderal Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Agung Pontianak Pastor Dr. William Chang, OFM Cap melantik kami yang berjumlah 47 Prodiakon di Gereja Paroki Keluarga Kudus Kotabaru Keuskupan Pontianak.
Dalam semangat melayani OFS ambil bagian dalam tugas Perutusan, ya salah satunya menjadi Prodiakon. Kami tahu dalam kehidupan kami masih banyak kekurangan dan kesibukan, namun tidak ada yang bisa menghalangi bila ROH KUDUS sudah mau berkarya dalam diri kami, karena kami tahu kami adalah alat Tuhan (Penjala Manusia).
Dalam Pelayanan kami juga masih merasa banyak kekurangan, maka kami mohon doa, teguran dan masukan yang berguna, agar dapat menyempurnakan Pelayanan kami.
* Catatan:
1. Berbaju Coklat adalah Saudara-Saudari Kami OFS
2. Sdr. Heribertus Agus Susanto, OFS (Bendahara Persaudaraan Lokal St Condradus Pontianak "Sebelah Kiri"), Sdr. Gaspar Deso Esso, OFS (Minister Regio Kalimantan Sta Elisabeth Hongaria), Sdr.Yohanes Tuparman, OFS ( Wakil Minister Regio Kalimantan Sta elisabeth Hongaria), Sdr. Ireneus Gedo Gama, OFS, Sdr. Bartolomeus Emmanuel Hongky Hadianto, OFS (Sekertaris Regio Kalimantan Sta Elisabert Hongaria dan Sekertaris Persaudaraan Lokal St Condardus Pontianak)
Senin, 11 Mei 2015
KATEKESE KATOLIK: SANTO FRANSISKUS ASISI
KATEKESE KATOLIK: SANTO FRANSISKUS ASISI: Fransiskus lahir di Asisi pada akhir tahun 1181 atau awal tahun 1182. Ayahnya seorang asli Asisi bernama Pietro Bernardone. Ibunya bernama...
Minggu, 29 Maret 2015
Penyembuhan Luka Batin
PENGANTAR
Seorang
gadis menceritakan keluh kesahnya. Dia seringkali diliputi rasa cemas dan
bersalah yang berlebihan, setelah melakukan sesuatu yang kurang berkenan di
hati orang lain. Sejujurnya, apa yang telah dilakukannya bukanlah menjadi
alasan untuk itu. Jadi, sebenarnya dia terlalu sensitif untuk hal yang
demikian, karena hanya sebuah kesalahan yang sangat kecil saja, dia harus
“menghukum” dirinya sedemikian rupa. Teman-temannya sering kali mencoba
meyakinkan gadis ini bahwa perbuatan yang dilakukannya bukanlah suatu masalah.
Akan tetapi, perasaan tersebut masih saja membebani dia. Dia menjadi sangat
tersiksa sehingga takut bila mendapat suatu tanggungjawab yang cukup besar,
karena dia takut mengecewakan orang yang memberikan tanggungjawab tersebut.
Dengan demikian, dia harus berjuang untuk menyeimbangkan perasaan dan
tanggungjawab yang dijalankannya.
Setelah
mengikuti Retret Penyembuhan Batin, baru dia mengetahui bahwa sebenarnya ada
“sesuatu” dibalik semua peristiwa yang dialami selama ini. Usut punya usut,
ternyata sewaktu dia berada di dalam kandungan, sang ibu merasa takut hamil
lagi, sementara anaknya masih kecil. Sang ibu sangat takut, orang tuanya yang
sering turut campur dikeluarganya menjadi marah akibat dia hamil lagi. Selama
masa kehamilan, sang ibu ini selalu diliputi rasa takut dan was-was. Dia selalu
berusaha membuat hati orang tua dan mertuanya senang, supaya dia tidak
dipersalahkan dengan kehamilannya itu.
Apapun
yang dia kerjakan, dibuatnya sesempurna mungkin supaya tidak ada alasan bagi
mereka untuk memarahinya. Dia selalu mengorbankan diri sendiri, apapun akan
dilakukan supaya tidak dipersalahkan atas kehamilan tersebut. Semuanya di
simpan sendiri dengan rapinya hingga sang suami pun tidak mengetahui
perjuangannya. Semuanya dilakukannya secara sempurna dan bila dipandang kurang
sempurna dia akan merasa ketakutan, takut mendapat teguran yang pada akhirnya
akan mempersalahkan tentang kehamilannya tersebut.
Setelah
gadis ini didoakan penyembuhan batin pada masa dalam kandungan, dia mengatakan
bahwa ada suatu dalam batinnya yang lepas dari dirinya. Suatu ketenangan dan
ketenteraman yang dia rasakan. Hidup terasa menjadi ringan dan tiada beban.
Semua tugas-tugas dapat dilakukan dengan ringan dan cepat selesai.
Pengalaman
seperti di atas mungkin juga kita alami. Masih
banyak lagi pengalaman-pengalaman negatif yang disebabkan oleh luka batin dan
menyebabkan efek-efek yang tidak mengenakkan di masa sekarang.
PENYEBAB LUKA BATIN
Setiap
kita, manusia, mempunyai alam bawah sadar. Alam bawah sadar, seperti komputer
yang dapat merekam segala pengalaman dan peristiwa yang pernah dialami selama
hidup di dunia ini, baik peristiwa atau pengalaman yang menyenangkan (positif)
maupun yang menyakitkan (negatif).
Masa-masa yang rawan untuk luka batin:
1.
Masa dalam Kandungan
Alam
bawah sadar sudah dapat merekam sejak kita berada dalam kandungan. Jadi, apa
yang dialami dan dirasakan oleh sang ibu, si janin sudah ikut merasakan dan apa
yang dirasakan ini terekam dalam alam bawah sadarnya. Maka dari itu, apabila
sang ibu yang sedang mengandung mendapatkan kasih sayang dari orang-orang
disekitarnya, ini akan mempengaruhi si bayi yang ada dalam kandungan. Demikian
pula bila pada masa kehamilannya dia mendapatkan perlakuan yang kurang wajar
ataupun kesedihan-kesedihan yang dialaminya, maka inipun akan sangat
berpengaruh bagi si bayi. Lebih-lebih lagi, bila bayi dalam kandungan mendapat
penolakan atau tidak dikehendaki dilahirkan atau malah pernah akan digugurkan
tetapi tidak berhasil. Ini sangat-sangat berpengaruh pada si anak nantinya.
Anak
yang pada masa dalam kandungan mendapat penolakan seringkali mengakibatkan si
anak menjadi pemberontak, penakut, marah tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Atau
bila si ibu pada masa kehamilannya, dia mengalami tekanan, rasa kuatir dan
putus asa, maka si anak juga akan membawa perasaan-perasaan yang dialami si
ibu.
2.
Masa Kelahiran
Saat
kelahiran adalah saat-saat yang singkat tetapi pada saat-saat yang singkat
itupun tidak luput dari bebasnya akar luka batin. Mungkin terjadi kelahiran
yang sulit, dan bila terjadi demikian biasanya menjadikan si anak kurang
percaya diri, takut tampil di muka umum, atau juga sering merasa bersalah. Atau
kelahiran prematur, si anak akan sering merasa minder, tidak berdaya, dan
selalu bergantung dengan orang lain.
3.
Masa Bayi
Bayi
yang seringkali ditinggal oleh orang tuanya (karena kesibukan orang tua) dan
diserahkan kepada pembantu, akan membuat si anak mencari perhatian dari orang
lain, karena pada waktu bayi kurang perhatian dan kasih sayang sehingga
nantinya akan mencari sesuatu yang kurang itu dalam diri orang lain.
4.
Masa Kanak-kanak
Masa
kanak-kanak juga menjadi masa yang rawan untuk luka batin. Sebagai contoh,
ceritera seorang gadis lagi yang semasa kecilnya seringkali mendengar dan
menyaksikan pertengkaran orang tuanya. Ketika peristiwa tersebut terjadi, dia
merasa sangat ketakutan dan sebagai anak-anak dia tidak dapat melakukan apa-apa
untuk mencegah pertengkaran itu, yang bisa dia lakukan hanyalah menangis.
Ternyata peristiwa ini sangat membekas dalam pikiran dan hatinya sehingga pada
masa dewasa, bila dia mendengar suatu keributan-keributan dia akan merasa
sangat ketakutan dan tak jarang dia akan menangis bila mendengar keributan itu.
Akan tetapi, setelah penyembuhan batin dengan mengampuni kedua orang tua dan
peristiwa tersebut, maka dia dilepaskan dari ketakutannya.
5.
Masa Remaja atau Dewasa
Masa
remaja ataupun masa dewasa (sekarang) pun juga masih dapat menjadi akar dari
luka batin. Misalnya seorang yang pernah dilecehkan atau pernah diperkosa.
Trauma dan peristiwa yang menyakitkan itu akan sangat membekas dan bisa membuat
dia antipati dengan lawan jenis sehingga dia menjadi takut menikah.
METODE PENYEMBUHAN LUKA BATIN
Dengan
contoh-contoh pengalaman seperti yang disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa
efek dari luka batin selain mempersulit dan mempengaruhi dalam kehidupan
bersama orang lain. Juga, yang paling dapat dirasakan adalah hilangnya
kedamaian dalam hati. Melalui penyembuhan luka batin maka kedamaian yang hilang itu akan dapat
diperolehnya kembali.
Kedamaian
yang sejati adalah yang dari Yesus sendiri, maka dengan penyembuhan batin yang
didasarkan atas kasih Allah dan dengan pengucapan syukur kepada-Nya maka akan
mengembalikan damai yang dari Yesus yang mengatasi segala persoalan (Fil 4:7).
Penyembuhan
tidak akan terjadi hanya dari satu pihak saja. Kedua belah pihak harus ada,
yaitu si penderita dan Tuhan sendiri. Kita tahu pasti bahwa Tuhan selalu
terbuka bagi anak-anak-Nya yang datang mohon kesembuhan, jadi tinggal dari
pihak yang terluka yang harus bekerjasama dengan rahmat kesembuhan dari Tuhan.
Maka dari itu, dalam penyembuhan ini ada syarat-syarat untuk mendapatkan
kesembuhan, syarat tersebut antara lain:
- Kemauan dari si penderita untuk sembuh. Tuhan sendiri tidak dapat memaksakanrahmatkesembuhan bagi seseorang (lih. Yoh 5:6).
- Semangat untuk mengampuni, karena orang yang tidak mau mengampuni berarti menghalangirahmat Allah. Pengampunan adalah syarat mutlak untuk mendapatkan penyembuhan (lih. Mrk11:25-26). Pengampunan di sini adalah mengampuni orang yang telah melukai hatinya,mengecewakannya, membencinya dan lain-lain. Pengampunan pertama-tama adalah soalkeputusan dan bukan perasaan.
- Bila ada dosa, pertama-tama si penderita harus diajak untuk bertobat terlebih dahulu dan diaharus mempunyai keinginan untuk bertobat karena dosa dapat menghalangi karya Tuhan.
- Memiliki iman, meski kadang-kadang hal ini tidak mutlak, karena adakalanya Yesus jugamenyembuhkan orang yang belum memiliki iman. Hal ini dilakukan oleh Yesus agar nama Bapadimuliakan melalui karya penyembuhan tersebut.
Dalam
doa penyembuhan batin harus ada sikap keterbukaan dari si penderita kepada orang
yang akan mendoakan. Sebelum memulai doa
penyembuhan batin, dicari dahulu akar-akar terdalam dari luka batin yang
menjadi induk dari luka batin tersebut. Setelah ditemukan apa akarnya, bisa
berdoa dengan imajinasi iman, yaitu dengan mengenangkan kembali peristiwa pahit
yang telah terjadi dalam kehidupannya dan kemudian menghadirkan Yesus
dalam peristiwa itu.
Memang
cara ini belum tentu semua orang bisa masuk dalam peristiwa pahitnya. Terlebih
bagi yang mempunyai luka yang teramat dalam sehingga sangat sulit dan tidak
mampu untuk membayangkannya, kadang baru mulai membayangkan sudah ketakutan
pada rasa sakit yang pernah dialaminya itu. Bagi kasus yang demikian, si pendoa
harus mengambil alih dengan memohon kepada Yesus untuk menuntun kembali ke masa
lalunya. Pendoa bisa membayangkan kembali peristiwa tersebut bersama Yesus,
berdasar dari cerita si penderita dengan berimajinasi dengan suara keras
kemudian si penderita mengikuti tuntunan dari si pendoa. Dalam doa bisa
membangkitkan iman si penderita dan iman si penderita sendiri bisa melepaskan
kuasa Tuhan untuk penyembuhan.
Metode
atau cara penyembuhan batin ini adalah sarana manusiawi yang didasarkan pada
suatu pengalaman tertentu, namun metode bukanlah hal yang mutlak harus
dilakukan dan dipaksakan, karena pada dasarnya karya penyembuhan adalah
merupakan karya Roh Kudus. Oleh sebab itu, dalam doa penyembuhan batin ini
peranan pendoa sebenarnya hanya sebagai katalisator dan sesungguhnya yang
menjadi penyembuh adalah Tuhan Yesus sendiri.
Suatu
hal yang menarik dan sulit untuk dimengerti dengan pikiran kita manusia adalah
ketika penyembuhan berlangsung, ternyata Tuhan tidak saja menjamah dan
menyembuhkan si penderita tetapi juga menjamah orang yang melukai penderita
sehingga kembali memulihkan hubungan diantara mereka.
Apabila
sudah disembuhkan dari luka-luka batinnya maka tidak perlu untuk mengingatnya
lagi. Lebih baik mengingat kasih Tuhan yang telah menyembuhkan dan memulihkan,
sehingga itu dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan
selanjutnya.
SUMBER: http://www.carmelia.net/index.php/artikel/karismatik/262-penyembuhan-luka-batin
Mau Sembuhkan Luka Batin, Bicaralah dengan Tuhan
Luka batin sering kali dialami
manusia. Rasa sakit hati yang mendalam pada seseorang yang berlangsung
berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang tidak mudah disembuhkan segera,
itulah luka batin.
Seorang anak yang tidak dicintai sejak kecil dan diperlakukan tidak baik, bisa mengalami luka batin sampai dia menua. Luka batin berakibat buruk pada hidup manusia, termasuk pada emosi, harga diri dan cara seseorang menyikapi masalah.
Kendati demikian luka batin bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Metode yang paling tepat untuk menyembuhkan luka batin adalah dengan berbicara pada Tuhan.
Demikian diungkapkan President Pastoral Counseling Center Keuskuoan Bogor Pastor RD Alfons Sebatu , PhD dalam seminar bertajuk Penyembuhan Luka Batin dengan Metode Talk to God yang berlangsung di Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6).
“Datanglah dan ungkapkanlah isi hati dan luka batin kita pada Tuhan Yesus, karena Ia adalah penyembuh luka batin. Kalau kita percaya maka kita akan disembuhkan,” kata Pastor Alfons.
Dipaparkan, kita perlu belajar dari keluarga Kudus Nazareth (Yesus, Maria, dan Yosef) yang telah banyak menderita luka batin, namun tetap kuat menghadapi semuanya. Sewaktu Yesus lahir, Yosef dan Maria sudah dikejar-kejar dan bayinya mau dibunuh. Dalam perjalanan hidupnya, Yosef sempat lari ke Mesir menghindari ancaman. Begitu pula dengan Maria, hampir seluruh hidupnya menderita.
“Sejak Yesus lahir hingga wafat di kayu salib Maria ikut merasakan luka batin itu, hingga dikenal dengan tujuh kedukaan Maria (Seven Suffer). Sementara Yesus bukan hanya mengalami ketidakadilan, pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, tapi Dia juga kerap diancam untuk dibunuh,” papar Alfons.
Yesus sendiri pernah ingin menghindar dari penderitaan dengan berkata, ”Kalau bisa piala ini berlalu dari pada-Ku,”. Itu artinya, kata Pastor Alfons, Yesus tahu kalau dia akan menderita dan tak ingin menderita, namun pada akhirnya dia menyerahkan semuanya itu pada Tuhan dengan berkata, “Tapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.”
Pastor Alfons mengajak sekitar 600 peserta yang hadir untuk menggunakan metode berbicara dengan Tuhan dalam menyembuhkan luka batin, baik untuk diri sendiri maupun orang lain (konseli). Metode itu diambil dari cerita Injil Sinoptik tentang keadaan hati Yesus yang sangat sedih di Taman Getsemani. Metode ini diawali dengan “berada sendirian”. Yesus saat itu memisahkan diri dari para murid-Nya untuk berdoa. Melalui doa, Yesus berkonsultasi dengan Bapa Surgawi. Kepada Bapa-Nya, Dia mengungkapkan kesedihan dan kegelisahan hati-Nya yang mendalam.
Rasakan Kembali
Pastor Alfons mengajak mereka yang menderita luka batin untuk merasakan kembali situasi yang membuat mereka mengalami luka batin. “Siapa yang menyebabkan kita luka batin, apa penyebabnya, di mana situasi itu berlangsung dan kapan, serta bagaimana kejadiannya. Rasakan semuanya dan hidupkan kembali perasaan itu,” katanya.
Setelah itu bicaralah pada Yesus, “Yesus hari ini hati saya merasa sakit, dan ceritakan semuanya itu,” sambungnya. Setelah itu kita bisa bertemu kembali dengan orang yang telah melukai hati kita, namun sudah ada Yesus yang menguasai hati kita.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa penyembuhan luka batin dan ucapan syukur pada Tuhan. Kepada para konseli (orang yang mengalami luka batin) sebelumnya juga dianjurkan untuk relaksasi dan membayangkan kehadiran Yesus yang mendamaikan. Kemudian biarkan konseli bercerita. Bila konseli sudah tenang, kata Pastor Alfons, katakan hal-hal berikut,” Teruslah berada di hadapan Yesus. Rasakan kenyamanan di hadapan-Nya. Mohonlah kepada-Nya untuk menyembuhkan luka-luka hati Anda. Mintalah juga kepada-Nya karunia untuk mau mengampuni dan agar tabah, sehingga Anda dapat menerima dengan baik mereka yang menyakiti Anda. Mintalah kepada-Nya agar meneruskan proses penyembuhan itu dalam diri Anda.”
SUMBER: http://www.sanmardepok.com/?p=906
Seorang anak yang tidak dicintai sejak kecil dan diperlakukan tidak baik, bisa mengalami luka batin sampai dia menua. Luka batin berakibat buruk pada hidup manusia, termasuk pada emosi, harga diri dan cara seseorang menyikapi masalah.
Kendati demikian luka batin bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Metode yang paling tepat untuk menyembuhkan luka batin adalah dengan berbicara pada Tuhan.
Demikian diungkapkan President Pastoral Counseling Center Keuskuoan Bogor Pastor RD Alfons Sebatu , PhD dalam seminar bertajuk Penyembuhan Luka Batin dengan Metode Talk to God yang berlangsung di Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6).
“Datanglah dan ungkapkanlah isi hati dan luka batin kita pada Tuhan Yesus, karena Ia adalah penyembuh luka batin. Kalau kita percaya maka kita akan disembuhkan,” kata Pastor Alfons.
Dipaparkan, kita perlu belajar dari keluarga Kudus Nazareth (Yesus, Maria, dan Yosef) yang telah banyak menderita luka batin, namun tetap kuat menghadapi semuanya. Sewaktu Yesus lahir, Yosef dan Maria sudah dikejar-kejar dan bayinya mau dibunuh. Dalam perjalanan hidupnya, Yosef sempat lari ke Mesir menghindari ancaman. Begitu pula dengan Maria, hampir seluruh hidupnya menderita.
“Sejak Yesus lahir hingga wafat di kayu salib Maria ikut merasakan luka batin itu, hingga dikenal dengan tujuh kedukaan Maria (Seven Suffer). Sementara Yesus bukan hanya mengalami ketidakadilan, pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, tapi Dia juga kerap diancam untuk dibunuh,” papar Alfons.
Yesus sendiri pernah ingin menghindar dari penderitaan dengan berkata, ”Kalau bisa piala ini berlalu dari pada-Ku,”. Itu artinya, kata Pastor Alfons, Yesus tahu kalau dia akan menderita dan tak ingin menderita, namun pada akhirnya dia menyerahkan semuanya itu pada Tuhan dengan berkata, “Tapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.”
Pastor Alfons mengajak sekitar 600 peserta yang hadir untuk menggunakan metode berbicara dengan Tuhan dalam menyembuhkan luka batin, baik untuk diri sendiri maupun orang lain (konseli). Metode itu diambil dari cerita Injil Sinoptik tentang keadaan hati Yesus yang sangat sedih di Taman Getsemani. Metode ini diawali dengan “berada sendirian”. Yesus saat itu memisahkan diri dari para murid-Nya untuk berdoa. Melalui doa, Yesus berkonsultasi dengan Bapa Surgawi. Kepada Bapa-Nya, Dia mengungkapkan kesedihan dan kegelisahan hati-Nya yang mendalam.
Rasakan Kembali
Pastor Alfons mengajak mereka yang menderita luka batin untuk merasakan kembali situasi yang membuat mereka mengalami luka batin. “Siapa yang menyebabkan kita luka batin, apa penyebabnya, di mana situasi itu berlangsung dan kapan, serta bagaimana kejadiannya. Rasakan semuanya dan hidupkan kembali perasaan itu,” katanya.
Setelah itu bicaralah pada Yesus, “Yesus hari ini hati saya merasa sakit, dan ceritakan semuanya itu,” sambungnya. Setelah itu kita bisa bertemu kembali dengan orang yang telah melukai hati kita, namun sudah ada Yesus yang menguasai hati kita.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa penyembuhan luka batin dan ucapan syukur pada Tuhan. Kepada para konseli (orang yang mengalami luka batin) sebelumnya juga dianjurkan untuk relaksasi dan membayangkan kehadiran Yesus yang mendamaikan. Kemudian biarkan konseli bercerita. Bila konseli sudah tenang, kata Pastor Alfons, katakan hal-hal berikut,” Teruslah berada di hadapan Yesus. Rasakan kenyamanan di hadapan-Nya. Mohonlah kepada-Nya untuk menyembuhkan luka-luka hati Anda. Mintalah juga kepada-Nya karunia untuk mau mengampuni dan agar tabah, sehingga Anda dapat menerima dengan baik mereka yang menyakiti Anda. Mintalah kepada-Nya agar meneruskan proses penyembuhan itu dalam diri Anda.”
SUMBER: http://www.sanmardepok.com/?p=906
Doa Penyembuhan Luka Batin
Doa Penyembuhan Luka Batin
Doa ini merupakan sebuah rangkaian doa penyembuhan luka-luka batin. Mohonlah kepada Yesus untuk menyembuhkan semua kenangan masa lalu, dan jadikan doa ini sebagai doa pribadi.
MASA DALAM KANDUNGAN
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas kehadiran-Mu saat ini. Aku bersyukur Engkau yang adalah Tuhan tetap hadir dulu, Saat ini, dan selamanya. Engkau yang mau membuatku sempurna baik roh, jiwa, dan tubuhku. Tuhan Yesus, aku mohon kepada-Mu telusurilah setiap langkah hidupku. Lawatilah awal kehidupanku. Engkau mengetahui semua tentang diriku sebelum aku dilahirkan. Seandainya ada ketakutan ataupun kekuatan negtif yang disalurkan kepadaku sejak berada dalam kandungan ibuku, aku mohon bebaskanlah aku dari ikatan ini dengan kuasa Roh Kudus dan kasih-Mu. Terima kasih atas kasih dan kehadiran-Mu yang Engkau curahkan kepadaku selama pertumbuhanku di dalam rahim ibuku. Aku mengucap syukur atas orang tua yang telah Engkau berikan kepadaku, dan aku mohon tolonglah aku untuk mengampuni mereka pada saat-saat di mana mereka kurang mengasihi aku. Biarlah tahap kehidupakanku ini mendapat pelukan kehangantan kasih dari pada-Mu sehingga aku bahagia menyongsong kelahiranku. Dan aku percaya Engkau akan melengkapi bagian yang belum di sembuhkan menurut cara-Mu dan waktu-Mu. Amin (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan)
MASA BAYI
Tuhan Yesus Kristus, berjalanlah bersamaku menjelajahi setiap detik dari tahun-tahun permulaan hidupku. Terima kasih Tuhan Yesus, karena ketika aku lahir, Engkau hadir dan mengasihiku. Engkau menghendaki aku lahir, namun orang tuaku tidak menginginkan aku atau menolak aku. Tuhan Yesus berilah mereka hasil kerahiman-Mu (Ada yang lahir tanpa kasih, tidak diinginkan, dipisahkan karena sakit, kematian, dsb.) Tuhan Yesus isilah bagian di dalam diriku yang kurang mendapat perhatian dari orang tuaku, perasaan-perasaan yang menakutkan saat itu, bebaskanlah aku dari rasa ketakutan dengan kasih-Mu. Aku percaya Engkau hadir saat itu dan tidak meninggalkan aku sendirian. Tuhan Yesus, Sekiranya ada kekerasan secara fisik atau mental pada masa bayiku, sembuhkanlah luka-luka batin ini sehingga melalui bilur-bilur-Mu, aku menjadi sembuh. Aku juga mengampuni mereka, yang memperlakukan diriku dengan tidak baik pada waktu itu. Tuhan, aku menyerahkan seluruh keberadaanku ke dalam tangan-Mu, karena aku yakin akan belas kasih-Mu yang membuatku menjadi sempurna. Terima Kasih Tuhan. AMIN (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan)
MASA KANAK-KANAK
Tuhan Yesus Kristus aku mohon Engkau sudi berjalan bersamaku kembali pada kehidupanku ketiak aku masih seorang anak. Masuklah dalam perilaku yang tidak pantas aku alami, karena kurang merasakan cinta dan kasih sayang orang tua dan sesama. Sembuhkanlah setiap luka yang disebabkan perlakuan kasar oleh sesamaku (guru, teman, saudara kandung, dsb). Biarlah aku mampu mengampuni, mengasihi dan memaafkan mereka, seperti Engkau mengasihi diriku. Sembuhkanlah aku dari luka-luka akibat ketakutan, keputus-asaan, kekecewaan, dan perasaan-perasaan negatifku. Isilah kekosongan hatiku dengan kasih dan cinta-Mu, ya Yesus. Biarlah semua yang berhubungan dengan masa kanak-kanakku bersatu dengan Engkau. Dengan demikian semua yang baik boleh tetap tinggal dan semua yang menimbulkan halangan-halangan dalam hidupku boleh Engkau ambil. Aku percaya bahwa Engkau memberkati ruang lingkup hidupku dengan segala rahmat dan berkat yang berguna untuk kesembuhanku. Terima Kasih Tuhan atas jamahan kasih-Mu. Amin (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan)
MASA REMAJA
Tuhan Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus-Mu, aku mohon kepada-Mu untuk memasuki masa remajaku. Sembuhkanlah aku dari kenangan-kenangan yang menyakitkan pada waktu itu. Biarlah terang Roh-Mu menyinari barang-bayang kegelapan batin yang terluka yang pernah aku alami, luka karena kurang kasih dari orang tua, dan sesama, luka karena dikecewakan, ditolak, dilecehkan, dan penghinaan. Biarlah dengan darah-Mu, Engkau menjadikan aku utuh kembali. aku juga mohon kepada-Mu untuk melepaskan diriku dari perasaan- perasaan takut, kecewa, tersisih, dikucilkan dari pergaulan, diejek, ditertawakan, dan dibeda-bedakan. Hadirlah Engkau, ya Tuhan Yesus, supaya aku dapat mengampuni situasi yang menyakitkan. Ambillah akar-akar pahit yang terjadi pada masa remajaku dan isilah hatiku dengan kasih dan cinta-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus atas penyembuhan-Mu. Aku percaya engkau akan menyertai dan memberkatiku. Amin (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan)
SUMBER: https://doakatoliksalammaria.wordpress.com/bapa-kami/doa-penyembuhan-luka-batin/
Minggu, 04 Januari 2015
Menerima Komuni Kudus
Setelah mengerti dan memahami makna komuni kudus, mari kita belajar tentang bagaimana menerima komuni kudus itu.
Dalam konteks penerimaan komuni kudus, kadang kala muncul beberapa persoalan. Ada yang beranggapan kalau komuni hanya boleh dengan lidah. Ada yang beranggapan menggunakan lidah justru lucu. Harus berlutut ketika menerima komuni. Bagaimana Gereja mengajarkan kepada kita semua mengenai cara menerima komuni kudus?
Komuni diberikan kepada setiap orang katolik yang tidak terhalang oleh hukum. Kepada mereka ini, komuni harus diberikan dan tidak ada alasan untuk menerimakan komuni kudus. Di sini perlu dicatat tetap perlu ada kehati-hatian, terutama di kota-kota besar. Jangan sampai ada orang bukan katolik atau malah bukan kristen yang maju untuk menerima komuni kudus. Beberapa paroki, menempuh jalan memberikan pengumuman mengenai siapa yang boleh menerima komuni sebagai langkah untuk mengantisipasi ini. Sebuah langkah yang patut diacungi jempol demi menjaga sakralitas komuni kudus.
Bagaimana tata gerak ketika menerima komuni kudus? Ada yang beranggapan kalau berlutut sambil menjulurkan lidah sebagai cara yang terbaik. Benarkah? Sejauh saya membaca dokumen-dokumen Gereja, saya menemukan bahwa “ketika menyambut komuni, umat hendaknya berlutut atau berdiri, sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Konferensi Uskup” (RS no 90). Dalam artikel tersebut diberi keterangan “jika komuni disambut dengan berdiri, maka hendaklah umat memberi suatu tanda hormat sebelum menyambut Sakramen”.
Pun pula dengan cara menyambut dengan tangan atau lidah. PUMR menyatakan dalam artikel no 160, “masing-masing orang menjawab AMIN, lalu menyambutnya entah dengan lidah entah dengan tangan”. Jadi baik berdiri atau berlutut, menggunakan tangan atau lidah praktek ini dimungkinkan oleh Gereja. Keduanya tidak untuk dipertentangkan. Yang satu merasa lebih layak dibandingkan dengan yang lainnya.
Yang justru perlu dicatat adalah praktek yang kurang tepat atas penerimaan komuni kudus ini. Hingga kini, praktek tersebut masih sering terjadi. Pertama, setelah menerima komuni kudus umat tidak langsung menyantapnya. Ada yang dibawa ke tempat duduk. Ada yang dibagi. Sebagian untuk dirinya sendiri, sebagian lagi diberikan kepada anaknya yang menangis. Ini jelas praktek yang salah. Gereja mengajarkan bahwa hosti langsung disantap dihadapan pelayan komuni. Perlu katekese yang terus menerus pada bagian ini.
Kedua, penerimaan komuni dengan cara umat mengambil sendiri. Di beberapa tempat masih dijumpai praktek ini. Gereja jelas mengajarkan “umat tidak diiinkan mengambil sendiri hosti kudus atau piala kudus” (RS no 94). Termasuk didalamnya penerimaan komuni kudus untuk mempelai. Masih ada praktek imam mempersilahkan mempelai mengambil komuni kudus dan kedua mempelai saling menerimakan komuni kudus tersebut. Seruan Gereja jelas hendaklah ditinggalkan penyimpangan ini.
Sumber: http://liturgikas.com/?cat=25
Langganan:
Postingan (Atom)