Saya dan Sakramen Ekaristi
APA ITU MISTERI
EKARISTI? Yesus hadir di dunia sekarang ini dengan berbagai cara,
tetapi Ekaristi adalah saat di mana Yesus hadir secara paling istimewa.
Saat Misa, imam mengucapkan doa khusus yang merupakan pengulangan
kata-kata Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para
murid-Nya, "Inilah Tubuh-Ku. Inilah Darah-Ku." Dengan kuasa Allah, Yesus
hadir dalam Ekaristi saat imam mengucapkan kata-kata tersebut. Meskipun
yang kita lihat hanyalah sepotong hosti putih yang kecil, yang
bentuknya seperti roti dan rasanya juga seperti roti, namun demikian
sejak saat konsekrasi (saat imam mengucapkan doa tersebut) hosti bukan
lagi roti, melainkan Tubuh dan Darah Yesus yang hadir dalam Ekaristi.
Yah, memang sulit untuk memahaminya - malahan, rasanya tidak mungkin
membayangkannya. Namun, itulah kebenaran yang disampaikan Yesus kepada
kita, dan kita percaya pada-Nya. Banyak orang yang mempunyai pengalaman
yang menakjubkan mengenai kehadiran Yesus saat mereka menerima Ekaristi
dalam Komuni Kudus. Yesus mengasihi kita dan menyerahkan nyawa-Nya bagi
kita. Ia ingin senantiasa bersama-sama kita sampai akhir jaman.
Sebaliknya, Ia pun berharap kita mau membalas kasih-Nya. Yesus
menantikan balasan cinta kita kepada-Nya dalam Ekaristi. Kita dapat
mengatakan pada-Nya bahwa kita mencitai-Nya ketika kita menerima Komuni
Kudus dan ketika kita berdoa kepada-Nya kapan pun juga.
sumber : My Friend; St. Thomas Corner; www.daughtersofstpaul.com/myfriend
MENGAPA ROTI
KOMUNI DISEBUT HOSTI? Hosti berasal dari bahasa Latin `Hostia', artinya
kurban. Ketika Yesus wafat disalib, Ia mempersembahkan Diri-Nya sebagai
kurban untuk menghapus dosa-dosa dunia. Kurban adalah sesuatu yang kamu
relakan bagi orang lain. Selama Masa Prapaskah kita berkurban tidak
makan permen atau menonton acara TV favorit kita sebagai silih atas
dosa-dosa kita terhadap Tuhan.
Ketika kita
menerima Hosti, kita mempersatukan diri dengan kurban Kristus. Kita juga
mengatakan kepada Tuhan bahwa kita menyesal atas dosa-dosa kita. Tuhan
menjawab, “Baiklah, Aku mengampunimu.”
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA HOSTI
BENTUKNYA BUNDAR? Kadang-kadang kita menerima Komuni Kudus apa adanya.
Kita maju untuk menerima hosti putih tanpa sungguh-sungguh berpikir
tentangnya. Karena iman, kita percaya bahwa hosti yang kita terima itu
adalah Tubuh Kristus, tetapi pernahkah kalian berpikir tentang hosti
yang kalian terima itu? Misalnya saja, mengapa bentuknya bundar?
Sebenarnya
hosti tidak harus berbentuk bundar atau pun bentuk khusus lainnya.
Sebagian Imam Katolik Roma menggunakan roti altar yang besar dan
memecah-mecahkannya sehingga potongan-potongannya memiliki bentuk serta
ukuran yang tidak beraturan. Sebagian imam lainnya menggunakan roti yang
dipotong-potong berbentuk kubus sebagai hosti.
Namun demikian,
pada umumnya Gereja Katolik menggunakan hosti yang bentuknya bundar
karena dua alasan: 1. Lebih mudah ditelan. 2. Bentuknya yang bundar
serupa dengan bentuk roti tradisional yang biasa dibuat di tanah
kelahiran Yesus. Mungkin kalian tahu roti Syrian atau roti "pita". Pita
berasal dari bahasa Arab yang artinya bundar (kata 'pizza' juga berasal
dari kata ini). Jadi hosti dibuat bentuknya bundar untuk mengingatkan
kita akan roti yang dipakai oleh Yesus. Lain kali saat kalian menerima
komuni, pandanglah hosti yang kalian terima baik-baik. Mungkin kalian
menemukan hal-hal baru lainnya di sana.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
APAKAH HOSTI
BISA RUSAK? Ada suatu mitos yang mengatakan bahwa begitu hosti telah
dikonsekrasikan dan menjadi Tubuh Kristus, hosti tidak akan pernah bisa
rusak. Hal ini tidak benar, karena Komuni Kudus masih tetap memiliki
kualitas roti dan anggur meskipun keduanya telah sepenuhnya diubah
menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Roti dan anggur tetap memiliki rasa dan
rupa asalnya dan tetap memiliki sifat-sifat asalnya pula, misalnya
batas kadaluarsanya.
Jarang sekali terjadi hosti melampaui batas kadaluarsanya, karena dua alasan:
1. Tingginya tingkat yang dibagi dan terbatasnya jumlah yang dikonsekrasikan, menjamin hosti dipergunakan sesegera mungkin.
2.
Hosti relatif kering karena tidak mengandung ragi. Keadaan lembab
menyebabkan berkembang biaknya bakteri - keadaan kering menghalangi
terjadinya hal tersebut.
Pada umumnya,
imam mengkonsekrasikan hanya cukup hosti untuk sekali Misa, dengan
sedikit sisa untuk keperluan kunjungan kepada mereka yang sakit. Diakon
yang menghantar Hosti Kudus kepada orang-orang sakit mempergunakan hosti
sesuai keperluan dan mengembalikan sisanya ke Tabernakel Gereja. Dalam
menghantar Hosti Kudus, Diakon harus sungguh cermat memperhatikan apakah
hosti yang hendak ia bagikan sudah dikonsekrasikan atau belum.
Bagaimana jika
hosti sungguh menjadi rusak? Di kebanyakan gereja terdapat suatu
wastafel khusus yang disebut “Sacrarium”. Wastafel ini tidak
menyalurkan airnya ke pipa-pipa pembuangan, tetapi langsung ke tanah.
Jika hosti yang telah dikonsekrasikan menjadi rusak, imam akan
merendamnya dalam air hingga larut, lalu menuangkan airnya ke dalam
Sacrarium. Hosti tidak boleh dikubur atau dibakar.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
APA ITU ADORASI
SAKRAMEN MAHAKUDUS? Ketika kamu maju untuk menerima Komuni Kudus di
gereja, pernahkah kamu bertanya kepada dirimu sendiri, “Apakah yang aku
makan?” Wah, itu pertanyaan yang salah! Komuni Kudus bukan suatu benda!
Seharusnya kamu
bertanya, “Siapakah yang aku terima?” Komuni Kudus adalah seorang
pribadi. Yaitu pribadi Yesus dari Nazaret - orang yang sama yang
dilahirkan pada hari Natal dan yang wafat disalib, Putra Tunggal Allah
yang Kekal.
Orang sering
melupakan hal ini karena Komuni tidak seperti seorang manusia atau pun
suatu makhluk ilahi. Ketika kita menerima Komuni Pertama kita, mungkin
kita memikirkannya, tetapi kemudian kita segera lupa akan hal tersebut.
Gereja
melakukan sesuatu untuk mengingatkan kita, yaitu dengan “Adorasi”.
Adorasi membantu kita menyadari bahwa Tuhan sungguh nyata hadir secara
pribadi dalam Sakramen Mahakudus. Imam mentahtakan Hosti Kudus dalam
suatu tempat yang disebut monstran (artinya `mempertontonkan'). Kita
bersembah sujud pada Yesus. Kita mengatakan pada-Nya betapa kita
mencintai-Nya dan menyembah-Nya. Inilah yang disebut “Adorasi Sakramen
Mahakudus”. Kita tidak menyembah roti, tetapi kita menyembah Putra
Allah.
Pada akhirnya, Yesus Sendiri memberkati kita secara pribadi. Sesungguhnya, bukan imam yang memberkati, melainkan Tuhan Sendiri.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA YESUS
MEMPERGUNAKAN ANGGUR UNTUK KOMUNI? Alkohol dapat menimbulkan banyak
sekali akibat buruk pada manusia. Alkohol dapat menyebabkan kecanduan
serta gangguan kesehatan yang serius. Ketergantungan pada alkohol dapat
menghancurkan keluarga dan pekerjaan. Jika demikian, mengapa Yesus
mempergunakannya dalam Komuni Kudus?
Pada jaman
Yesus, anggur adalah minuman yang paling umum. Air sulit didapat dan
biasanya kurang aman untuk diminum. Susu cepat sekali menjadi basi dan
harus diminum pada pagi hari. Orang-orang dalam Kitab Suci biasanya
menambahkan air untuk mengencerkan dan mengurangi kepekatan anggur. Hal
itu dilakukan agar anggur tidak terlalu keras bagi mereka.
Anggur
mempunyai daya penyembuh. St Paulus menganjurkan Timotius untuk
meminumnya. “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah
anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering
lemah.” (1 Timotius 5:23). Jika kalian tidak meminumnya secara
berlebihan, anggur dapat meredakan kegelisahan kalian dan memperlancar
kerja pencernaan. Jika kalian meminumnya terlalu banyak, anggur dapat
menyebabkan gangguan fisik dan emosional.
Pada dasarnya
Yesus menghendaki agar kita merasa tenang dan nyaman dengan
kehadiran-Nya. Ia menghendaki agar Komuni merupakan pengalaman yang
menyenangkan bagi kita. Terlalu banyak orang yang menyambut komuni
dengan dingin tanpa perasaan. Yesus ingin bersama-sama dengan kita tidak
dengan cara yang menakutkan. Oleh karena itu Ia mempergunakan makanan
dan minuman yang umum digunakan.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA IMAM
MEMBASUH TANGANNYA DALAM PERAYAAN MISA? Dalam Liturgi Ekaristi, yaitu
pada bagian Persembahan, imam membasuh tangannya dengan air serta
mengeringkannya dengan lap.
Membasuh tangan adalah hal yang biasa dilakukan para imam dalam Perjanjian Lama sesaat sebelum mereka mempersembahkan kurban persembahan
di Bait Allah. Kurban tersebut haruslah murni serta tak bercela, jadi
imam membasuh tangannya untuk menghilangkan segala noda rohani darinya.
Dianggap bahwa dosa dapat ditangkap dengan sentuhan, karenanya imam
berusaha menghilangkan “dosa” tersebut dengan suatu upacara.
Ponsius Pilatus
membasuh tangannya sebelum menyerahkan Yesus untuk dihukum mati. Dengan
demikian, ia ikut ambil bagian dalam mempersembahkan Kurban Salib. Sekarang para imam membasuh tangan mereka dalam Misa untuk mempersembahkan kurban yang sama, yaitu Kurban Misa yang kudus.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA IMAM
MENAMBAHKAN AIR KE DALAM ANGGUR PADA WAKTU MISA? Sebagian orang percaya
bahwa imam melakukannya untuk melambangkan persatuan antara kita dengan
Tuhan dalam Komuni. Air melambangkan manusia.
Dahulu, anggur
adalah minuman yang biasa dihidangkan pada waktu bersantap. Air dan
cairan-cairan lainnya seringkali kurang aman oleh karena kuman-kuman.
Alkohol yang terkandung dalam anggur bekerja sebagai pembasmi kuman.
Orang menambahkan air ke dalam anggur untuk menipiskannya dan juga
mengurangi kadar alkoholnya.
Alasan ketiga
yang sederhana adalah untuk menjadikannya cukup. Jika para tamu datang,
air akan dicampurkan ke dalam anggur untuk menjadikannya cukup. Sama
seperti halnya orang memecah-mecahkan roti agar lebih banyak orang dapat
memakannya. Menuangkan air ke dalam anggur adalah suatu tanda
keramah-tamahan pada masa Gereja Perdana. Mereka siap menerima siapa
saja yang datang ke perjamuan kudus mereka.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA IMAM
MEMECAHKAN SEKEPING KECIL KOMUNI DAN MELETAKKANNYA DALAM PIALA? Ada
banyak penjelasan simbolik dari tindakan yang biasa disebut
“memecah-mecahkan Hosti” ini. Alasan sebenarnya mungkin lebih sederhana.
Sari buah
anggur tetap berfermentasi walaupun telah menjadi anggur. Lama-kelamaan
anggur akan menjadi cuka dan mempunyai rasa yang asam.
Di masa lampau,
orang biasa meletakkan sepotong roti dan membiarkannya mengapung dalam
anggur untuk menyerap asam sehingga anggur menjadi lebih lezat rasanya.
Hal tersebut mungkin karena roti adalah sesuatu yang padat dan tetap
mengapung dalam anggur.
Di Eropa, dalam
abad pertengahan, orang membakar rotinya terlebih dahulu (toast) untuk
mencegah agar roti tidak menjadi terlalu lembek. Hal ini menjadi salah
satu alasan mengapa orang masih membicarakan `toast' (roti panggang atau
bersulang) ketika mereka minum anggur.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA ORANG
KATOLIK TIDAK BERBAGI KOMUNI DENGAN ORANG KRISTEN YANG LAIN? Pada
dasarnya ada dua macam Gereja Kristen: yang Independen dan yang Saling
Berhubungan. Gereja independen adalah gereja yang masing-masing
anggotanya bertanggung jawab secara pribadi atas keselamatannya dan
tidak diperlukan pertanggungjawaban kepada kelompok lain yang lebih
besar. Kebanyakan gereja Protestan termasuk dalam kelompok ini.
Keuntungannya ialah gereja independen memberikan lebih banyak
keleluasaan dan kebebasan pribadi bagi masing-masing anggotanya.
Kelemahannya ialah beban yang dipikul masing-masing pribadi terasa
berat. Gereja yang Saling Berhubungan adalah gereja yang masing-masing
anggotanya saling berbagi tanggung jawab dengan seluruh komunitasnya
demi keselamatan bersama. Gereja Katolik Roma termasuk dalam kelompok
ini. Keuntungannya ialah tidak seorang pun anggotanya yang harus memikul
tanggung jawab yang berat itu seorang diri. Kelemahannya ialah
anggotanya kurang dapat mengembangkan inisiatif pribadi.
Gambaran di
atas hanyalah penjelasan singkat mengenai salah satu dari
perbedaan-perbedaan yang ada antara gereja Katolik dan Protestan.
Gereja-gereja independen memberikan kebebasan kepada masing-masing
pribadi untuk menentukan apakah mereka percaya kepada komuni atau tidak.
Sebagian berpendapat bahwa komuni hanyalah suatu kenangan akan tindakan
Yesus, sementara yang lain percaya bahwa komuni adalah sungguh Tubuh
dan Darah Kristus. Orang Katolik yakin bahwa Komuni adalah sungguh Tubuh
dan Darah Kristus. Kita percaya bahwa Komuni adalah persekutuan antara
semua anggota gereja sebagai saudara yang saling berhubungan satu sama
lainnya dan Komuni adalah persekutuan antara kita dengan Yesus secara
pribadi.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar