Mari Berusaha Kaya di Mata Allah
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung
dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15).
Majalah Forbes Rabu
(23/11/2011) kembali mengumumkan daftar 40 orang terkaya Indonesia
tahun 2011 disertai rincian jumlah kekayaannya. Ketika kucoba cermati
daftar itu, sontak dalan hatiku bertanya gimana ya rasanya punya
kekayaan puluhan sampai ratusan triliun?
Sederet pertanyaan
lanjut pun lantas meluncur dari dalam batinku, “Apa kira-kira yang
dipikirkan orang-orang terkaya tersebut setiap harinya? Apakah dengan
melimpahnya kekayaan itu lantas sirna pula kekhwatiran dalam hidup
mereka? Apakah mereka sungguh-sungguh sudah terjamin dan bahagia
hidupnya ? Apakah waktu doa makin banyak karena sudah tidak perlu
memikirkan kebutuhan hidup sehari-hari?” Rasa-rasanya hanya mereka yang
tahu dan bisa menjawabnya.
Daftar orang terkaya versi Majalah
Forbes adalah daftar orang terkaya yang diurutkan dengan menghitung
jumlah kekayaan berdasarkan nilai asat-aset seluruh perusahaan atau
saham-saham yang dimiliki orang-orang tersebut. Semua adalah nilai dari
akumulasi kepemilikan harta yang bersifat duniawi atau harta dunia.
Kaya di mata Allah
Memiliki harta berlimpah tentu menyenangkan. Kita bisa menggunakannya
sesuai keinginan kita. Kekayaan melimpah ini bisa menjadi berkat tetapi
sebaliknya juga bisa menjerat kita. Harta kekayaan duniawi bukanlah
satu-satunya jaminan kebahagiaan dan keselamatan hidup.
Banyak
kisah orang kaya yang hidupnya justru tidak tenteram. Seperti misalnya
yang diceritakan dalam Lukas 12:13-21. Dalam kitab tersebut disebutkan
ada seorang kaya yang selalu berorientasi pada harta kekayaanya dan
meletakan jaminan keselamatan pada semua kekayaan yang dimilikinya.
Secara singkat dan jelas, melalui cerita tersebut, Yesus ingin
mengingatkan dan mengajak kita untuk tidak meletakkan jaminan dan
ketenangan hidup kita pada harta duniawi yang kita miliki, sekaligus
mengajak kita untuk terus berjuang menjadi kaya di mata Allah.
Sebenarnya memiliki harta duniawi tidaklah salah atau berdosa, apabila
harta kekayaan yang kita miliki sekaligus menjadi berkat untuk orang
lain. Bukankah pada hakikatnya kita diberkati untuk menjadi saluran
berkat bagi orang lain yang membutuhkan?
Kita diingatkan agar
tetap mempertahankan keseimbangan hidup dengan tetap makin cinta dan
dekat pada Allah, bila kita diberi berkat harta berlimpah. Jika tidak,
kekayaan yang berlimpah bisa menjerumuskan kita. Kita bisa menjadi tamak
karena harta kekayaan duniawi. Harta duniawi bisa membutakan mata hati
kita, lalu membawa kita lupa pada Tuhan.
Sungguh tragis bila
kita kaya harta duniawi tetapi miskin harta rohani. Maka mari kita
saling mengingatkan untuk bekerja bukan semata-mata hanya mencari harta
duniawi, tetapi sekaligus juga mencari harta rohani untuk jaminan hidup
setelah mati. Karena kaya di mata Allah yang dinilai dari kekayaan
rohani dan ketaatan kita pada Allah lebih dari segala-galanya dibanding
kaya harta duniawi.
Aku bersyukur
Karena itu, saat aku
tetap bersyukur walaupun tidak menjadi salah satu orang terkaya di
Indonesia, karena aku diberkati dengan harta kekayaan yang tak ternilai
di mataku. Anugerah dalam bentuk kesehatan, anak yang lucu-lucu dan
istri cantik yang baik, pasangan hidup yang luar biasa merupakan harta
yang luar biasa dari Tuhan.
Aku tidak merasa perlu masuk pada
deretan orang terkaya versi majalah Forbes, tetapi aku ingin berusaha
masuk dalam deretan daftar nama orang-orang yang kaya di mata Allah
dengan menjalankan ajaran-Nya dan terus berjuang agar hidupku menjadi
berkat untuk keluarga dan orang-orang lain yang membutuhkan aku.
Sumber: Sesawi.Net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar