Pada suatu waktu ada seorang kakek dari bangsa Cherokee sedang
berbicara dengan cucunya. "Ada perkelahian yang terjadi di dalam diriku.
Ini adalah pertarungan yang mengerikan, dan itu adalah antara dua
serigala," katanya kepada cucunya itu. Salah satu serigala yang buruk
dan jahat. Dia adalah kemarahan, iri hati, perang, keserakahan,
mementingkan diri sendiri, kesedihan, penyesalan, rasa bersalah,
kebencian, rendah diri, kebohongan, kebanggaan palsu, arogan, egois dan
kesombongan.
Serigala lainnya adalah yang baik. Ia ramah,
menyenangkan, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan hati,
kebaikan, kebajikan, keadilan, kejujuran, empati, kemurahan hati,
kebenaran, kasih sayang, rasa syukur, dan introspeksi ke dalam. "Ini
pertarungan yang sama yang sering terjadi di dalam hatimu dan juga di dalam setiap hati manusia lainnya," tambah si kakek.
Cucunya itu terdiam, merenungi tentang apa kakeknya baru saja katakan.
Lalu akhirnya dia berseru, "Oyaa Kakek, lalu serigala mana yang akan
menang?"
Cherokee tua menjawab, "Salah satu yang sering kamu kasih makan."
Cerita ini sederhana untuk mengerti tentang psikologi iman. Apa yang
kamu pikirkan dan kamu simpan di dalam hatimu, itulah yang akan
bertumbuh menjadi dirimu dan menciptakan kepribadian dalam badanmu. Bila
kita selalu memberi makan pikiran dengan hal-hal negatif seperti
kemarahan, iri hati, perang, keserakahan, mementingkan diri sendiri,
kesedihan, penyesalan, rasa bersalah, kebencian, rendah diri,
kebohongan, kebanggaan palsu, arogan, egois dan kesombongan, maka
hal-hal negatif itu akan menjelma menjadi kepribadian kita, mewujud
nyata menjadi diri kita yang kita ciptakan sendiri.
Sebaliknya,
bila kita selalu berusaha memikirkan hal-hal positif seperti sifat
ramah, menyenangkan, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan
hati, kebaikan, kebajikan, keadilan, kejujuran, empati, kemurahan hati,
kebenaran, kasih sayang, rasa syukur, dan introspeksi ke dalam, maka
hal-hal positif itu akan menjelma menjadi kepribadian kita di dalam
badan, mewujud nyata menjadi diri kita dalam karakter dan perilaku
sehari-hari.
Dan ingatlah kata-kata Yesus, isilah hatimu
dengan Kasih, maka kamu akan menjadi Kasih itu sendiri dan hidup di
dalam Kasih. Sama seperti pesan Cherokee tua di atas, salah satu yang
sering kamu kasih makan, dialah yang akan menjadi tuan atas jiwa raga
kamu dalam kehidupan dunia yang sementar ini...
Pada suatu waktu ada seorang kakek dari bangsa Cherokee sedang berbicara dengan cucunya. "Ada perkelahian yang terjadi di dalam diriku. Ini adalah pertarungan yang mengerikan, dan itu adalah antara dua serigala," katanya kepada cucunya itu. Salah satu serigala yang buruk dan jahat. Dia adalah kemarahan, iri hati, perang, keserakahan, mementingkan diri sendiri, kesedihan, penyesalan, rasa bersalah, kebencian, rendah diri, kebohongan, kebanggaan palsu, arogan, egois dan kesombongan.
Serigala lainnya adalah yang baik. Ia ramah, menyenangkan, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan hati, kebaikan, kebajikan, keadilan, kejujuran, empati, kemurahan hati, kebenaran, kasih sayang, rasa syukur, dan introspeksi ke dalam. "Ini pertarungan yang sama yang sering terjadi di dalam hatimu dan juga di dalam setiap hati manusia lainnya," tambah si kakek.
Cucunya itu terdiam, merenungi tentang apa kakeknya baru saja katakan. Lalu akhirnya dia berseru, "Oyaa Kakek, lalu serigala mana yang akan menang?"
Cherokee tua menjawab, "Salah satu yang sering kamu kasih makan."
Cerita ini sederhana untuk mengerti tentang psikologi iman. Apa yang kamu pikirkan dan kamu simpan di dalam hatimu, itulah yang akan bertumbuh menjadi dirimu dan menciptakan kepribadian dalam badanmu. Bila kita selalu memberi makan pikiran dengan hal-hal negatif seperti kemarahan, iri hati, perang, keserakahan, mementingkan diri sendiri, kesedihan, penyesalan, rasa bersalah, kebencian, rendah diri, kebohongan, kebanggaan palsu, arogan, egois dan kesombongan, maka hal-hal negatif itu akan menjelma menjadi kepribadian kita, mewujud nyata menjadi diri kita yang kita ciptakan sendiri.
Sebaliknya, bila kita selalu berusaha memikirkan hal-hal positif seperti sifat ramah, menyenangkan, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan hati, kebaikan, kebajikan, keadilan, kejujuran, empati, kemurahan hati, kebenaran, kasih sayang, rasa syukur, dan introspeksi ke dalam, maka hal-hal positif itu akan menjelma menjadi kepribadian kita di dalam badan, mewujud nyata menjadi diri kita dalam karakter dan perilaku sehari-hari.
Dan ingatlah kata-kata Yesus, isilah hatimu dengan Kasih, maka kamu akan menjadi Kasih itu sendiri dan hidup di dalam Kasih. Sama seperti pesan Cherokee tua di atas, salah satu yang sering kamu kasih makan, dialah yang akan menjadi tuan atas jiwa raga kamu dalam kehidupan dunia yang sementar ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar