Suatu ketika, seorang guru bertanya pada Sang Maha Guru, “Wahai Maha 
Guru, aku ingin menjadi guru yang sejati bagi anakku, juga bagi 
murid-muridku. Apakah Maha Guru memiliki pesan untukku, agar setiap kali
 mengajar aku akan selalu teringat pesan bijaksanamu?”
 
 Sang Maha Guru terdiam sejenak. Lalu sambil tersenyum arif ia bertanya, “Apakah kamu pernah melihat pepohonan di sekitarmu?”
 
 “Ya, tentu saja,” kata si guru.
 
 Sang Maha Guru bertanya kembali, “Apakah kamu benar-benar melihat dan memperhatikan apa yang mereka lakukan?”
 
 Si guru menggaruk-garuk kepalanya, “Setahuku mereka diam saja dan tidak melakukan apa-apa.”
 
 Sang Maha Guru tersenyum lagi, lalu mulailah ia berpesan :
 “Jadilah seperti pohon. Perhatikanlah, ia diam tak banyak bicara hingga
 kamu tidak menyadari apa yang dilakukannya. Padahal ia selalu memberimu
 udara untuk dihisap. Lihatlah bagaimana ia memberi udara pada semua 
orang tanpa memandang apakah kamu miskin atau kaya. Atau apakah kamu 
lahir dari kelompok etnik tertentu. Ia memberi udara bagi semua orang 
tanpa memandang agama, ras dan suku bangsa. Apakah kamu bersedia membagi
 ilmumu untuk semua orang tanpa pilih kasih?”
 
 “Jadilah seperti 
pohon. Ia tidak banyak berbicara tapi terus bertumbuh setiap hari. Jika 
sudah tidak bertumbuh maka ia akan mati. Apakah dirimu merasa terus 
bertumbuh?”
 
 “Jadi seperti pohon. Apabila sudah besar, ia akan 
menaungi siapa saja yang berada dibawahnya, tak peduli itu manusia atau 
hewan. Apakah kamu merasa dirimu sudah semakin besar dan menaungi apa 
saja yang berada dibawahmu?”
 
 “Jadilah seperti pohon yang selalu
 menyejukkan, memperindah dan mempercantik tempat-tempat gersang. Apakah
 kamu merasa kehadiranmu telah membuat hati-hati yang gersang menjadi 
sejuk dan indah kembali?”
 
 “Jadilah seperti pohon. Satu-satu 
kehidupan yang tumbuh ke atas dan berhasil melawan kuatnya gravitasi 
Bumi. Apakah kamu merasa dirimu telah berhasil melawan kuatnya godaan 
dan tantangan akan terus bertumbuh menjadi manusia dan guru yang lebih 
baik dari hari ke hari?”
 
 “Jadilah seperti pohon yang 
menyuburkan tanah di sekitarnya dan menyimpan air di bawahnya untuk 
kehidupan semua makhluk hidup lainnya. Apakah kamu sudah menyuburkan 
lingkungan sekitarmu?”
 
 “Jadilah seperti pohon, Seandainya sudah
 mati pun tubuhnya masih berguna bagi kesuburan tanah atau menjadi bahan
 baku tempat tinggal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.”
 
 Menurut Anda, apakah kita sudah lebih baik dari pohon?
“Ya, tentu saja,” kata si guru.
Sang Maha Guru bertanya kembali, “Apakah kamu benar-benar melihat dan memperhatikan apa yang mereka lakukan?”
Si guru menggaruk-garuk kepalanya, “Setahuku mereka diam saja dan tidak melakukan apa-apa.”
Sang Maha Guru tersenyum lagi, lalu mulailah ia berpesan :
“Jadilah seperti pohon. Perhatikanlah, ia diam tak banyak bicara hingga kamu tidak menyadari apa yang dilakukannya. Padahal ia selalu memberimu udara untuk dihisap. Lihatlah bagaimana ia memberi udara pada semua orang tanpa memandang apakah kamu miskin atau kaya. Atau apakah kamu lahir dari kelompok etnik tertentu. Ia memberi udara bagi semua orang tanpa memandang agama, ras dan suku bangsa. Apakah kamu bersedia membagi ilmumu untuk semua orang tanpa pilih kasih?”
“Jadilah seperti pohon. Ia tidak banyak berbicara tapi terus bertumbuh setiap hari. Jika sudah tidak bertumbuh maka ia akan mati. Apakah dirimu merasa terus bertumbuh?”
“Jadi seperti pohon. Apabila sudah besar, ia akan menaungi siapa saja yang berada dibawahnya, tak peduli itu manusia atau hewan. Apakah kamu merasa dirimu sudah semakin besar dan menaungi apa saja yang berada dibawahmu?”
“Jadilah seperti pohon yang selalu menyejukkan, memperindah dan mempercantik tempat-tempat gersang. Apakah kamu merasa kehadiranmu telah membuat hati-hati yang gersang menjadi sejuk dan indah kembali?”
“Jadilah seperti pohon. Satu-satu kehidupan yang tumbuh ke atas dan berhasil melawan kuatnya gravitasi Bumi. Apakah kamu merasa dirimu telah berhasil melawan kuatnya godaan dan tantangan akan terus bertumbuh menjadi manusia dan guru yang lebih baik dari hari ke hari?”
“Jadilah seperti pohon yang menyuburkan tanah di sekitarnya dan menyimpan air di bawahnya untuk kehidupan semua makhluk hidup lainnya. Apakah kamu sudah menyuburkan lingkungan sekitarmu?”
“Jadilah seperti pohon, Seandainya sudah mati pun tubuhnya masih berguna bagi kesuburan tanah atau menjadi bahan baku tempat tinggal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.”
Menurut Anda, apakah kita sudah lebih baik dari pohon?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar