Kamera 1

Jumat, 13 November 2015

Senin, 24 Agustus 2015

Tugas Awam OFS salah satunya mau menjadi Pelayan Umat yakni PRODIAKON di Gereja

Pada hari Sabtu, 25 Juli 2015 Pukul 15.00WIB sampai hari Minggu, 26 Juli 2015 Pkl 13.00WIB, kami Calon Prodiakon dan Prodiakon mengadakan Rekoleksi di Wisma Immaculata Jalan A.R. Hakim dengan Pembimbing Romo Yulianus Astanto,CM ( Romo Rekan Romo Paroki Benedictus Adi Rijanto, CM ). Dengan kesibukan kami masing-masing, kami menyempatkan menghadiri Rekoleksi PRODIAKON dengan Tema "MELAYANI DENGAN HATI". Materi yang dibawakan sangat bagus. Sangat terasa kekeluargaan dalam Rekoleksi ini.

Tepat hari Minggu, 9 Agustus 2015. Dalam Misa ke 2 kami Calon Prodiakon dan Diakon di Lantik menjadi Prodiakon untuk masa jabatan 3 tahun yakni tahun 2015 sampai tahun 2018. Dikarenakan Bapak Uskup Agung Pontianak yang juga masih menjabat Uskup Agung Sintang Agustinus Agus berhalangan hadir maka digantikan Vikaris jenderal Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Agung Pontianak Pastor Dr. William Chang, OFM Cap melantik kami yang berjumlah 47 Prodiakon di Gereja Paroki Keluarga Kudus Kotabaru Keuskupan Pontianak.

Dalam semangat melayani OFS ambil bagian dalam tugas Perutusan, ya salah satunya menjadi Prodiakon. Kami tahu dalam kehidupan kami masih banyak kekurangan dan kesibukan, namun tidak ada yang bisa menghalangi bila ROH KUDUS sudah mau berkarya dalam diri kami, karena kami tahu kami adalah alat Tuhan (Penjala Manusia).


Dalam Pelayanan kami juga masih merasa banyak kekurangan, maka kami mohon doa, teguran dan masukan yang berguna, agar dapat menyempurnakan Pelayanan kami.

* Catatan:
1. Berbaju Coklat adalah Saudara-Saudari Kami OFS

2. Sdr. Heribertus Agus Susanto, OFS (Bendahara Persaudaraan Lokal St Condradus Pontianak "Sebelah Kiri"), Sdr. Gaspar Deso Esso, OFS (Minister Regio Kalimantan Sta Elisabeth Hongaria), Sdr.Yohanes Tuparman, OFS ( Wakil Minister Regio Kalimantan Sta elisabeth Hongaria), Sdr. Ireneus Gedo Gama, OFS, Sdr. Bartolomeus Emmanuel Hongky Hadianto, OFS (Sekertaris Regio Kalimantan Sta Elisabert Hongaria dan Sekertaris Persaudaraan Lokal St Condardus Pontianak)

OFS juga bertugas menjadi Prodiakon











Senin, 11 Mei 2015

KATEKESE KATOLIK: SANTO FRANSISKUS ASISI

KATEKESE KATOLIK: SANTO FRANSISKUS ASISI: Fransiskus lahir di Asisi pada akhir tahun 1181 atau awal tahun 1182. Ayahnya seorang asli Asisi bernama Pietro Bernardone. Ibunya bernama...

Minggu, 29 Maret 2015

Penyembuhan Luka Batin




PENGANTAR
Seorang gadis menceritakan keluh kesahnya. Dia seringkali diliputi rasa cemas dan bersalah yang berlebihan, setelah melakukan sesuatu yang kurang berkenan di hati orang lain. Sejujurnya, apa yang telah dilakukannya bukanlah menjadi alasan untuk itu. Jadi, sebenarnya dia terlalu sensitif untuk hal yang demikian, karena hanya sebuah kesalahan yang sangat kecil saja, dia harus “menghukum” dirinya sedemikian rupa. Teman-temannya sering kali mencoba meyakinkan gadis ini bahwa perbuatan yang dilakukannya bukanlah suatu masalah. Akan tetapi, perasaan tersebut masih saja membebani dia. Dia menjadi sangat tersiksa sehingga takut bila mendapat suatu tanggungjawab yang cukup besar, karena dia takut mengecewakan orang yang memberikan tanggungjawab tersebut. Dengan demikian, dia harus berjuang untuk menyeimbangkan perasaan dan tanggungjawab yang dijalankannya.
Setelah mengikuti Retret Penyembuhan Batin, baru dia mengetahui bahwa sebenarnya ada “sesuatu” dibalik semua peristiwa yang dialami selama ini. Usut punya usut, ternyata sewaktu dia berada di dalam kandungan, sang ibu merasa takut hamil lagi, sementara anaknya masih kecil. Sang ibu sangat takut, orang tuanya yang sering turut campur dikeluarganya menjadi marah akibat dia hamil lagi. Selama masa kehamilan, sang ibu ini selalu diliputi rasa takut dan was-was. Dia selalu berusaha membuat hati orang tua dan mertuanya senang, supaya dia tidak dipersalahkan dengan kehamilannya itu.
Apapun yang dia kerjakan, dibuatnya sesempurna mungkin supaya tidak ada alasan bagi mereka untuk memarahinya. Dia selalu mengorbankan diri sendiri, apapun akan dilakukan supaya tidak dipersalahkan atas kehamilan tersebut. Semuanya di simpan sendiri dengan rapinya hingga sang suami pun tidak mengetahui perjuangannya. Semuanya dilakukannya secara sempurna dan bila dipandang kurang sempurna dia akan merasa ketakutan, takut mendapat teguran yang pada akhirnya akan mempersalahkan tentang kehamilannya tersebut.
Setelah gadis ini didoakan penyembuhan batin pada masa dalam kandungan, dia mengatakan bahwa ada suatu dalam batinnya yang lepas dari dirinya. Suatu ketenangan dan ketenteraman yang dia rasakan. Hidup terasa menjadi ringan dan tiada beban. Semua tugas-tugas dapat dilakukan dengan ringan dan cepat selesai.
Pengalaman seperti di atas mungkin juga kita alami. Masih banyak lagi pengalaman-pengalaman negatif yang disebabkan oleh luka batin dan menyebabkan efek-efek yang tidak mengenakkan di masa sekarang.

PENYEBAB LUKA BATIN
Setiap kita, manusia, mempunyai alam bawah sadar. Alam bawah sadar, seperti komputer yang dapat merekam segala pengalaman dan peristiwa yang pernah dialami selama hidup di dunia ini, baik peristiwa atau pengalaman yang menyenangkan (positif) maupun yang menyakitkan (negatif).
Masa-masa yang rawan untuk luka batin:

1. Masa dalam Kandungan
Alam bawah sadar sudah dapat merekam sejak kita berada dalam kandungan. Jadi, apa yang dialami dan dirasakan oleh sang ibu, si janin sudah ikut merasakan dan apa yang dirasakan ini terekam dalam alam bawah sadarnya. Maka dari itu, apabila sang ibu yang sedang mengandung mendapatkan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, ini akan mempengaruhi si bayi yang ada dalam kandungan. Demikian pula bila pada masa kehamilannya dia mendapatkan perlakuan yang kurang wajar ataupun kesedihan-kesedihan yang dialaminya, maka inipun akan sangat berpengaruh bagi si bayi. Lebih-lebih lagi, bila bayi dalam kandungan mendapat penolakan atau tidak dikehendaki dilahirkan atau malah pernah akan digugurkan tetapi tidak berhasil. Ini sangat-sangat berpengaruh pada si anak nantinya.
Anak yang pada masa dalam kandungan mendapat penolakan seringkali mengakibatkan si anak menjadi pemberontak, penakut, marah tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Atau bila si ibu pada masa kehamilannya, dia mengalami tekanan, rasa kuatir dan putus asa, maka si anak juga akan membawa perasaan-perasaan yang dialami si ibu.

2. Masa Kelahiran
Saat kelahiran adalah saat-saat yang singkat tetapi pada saat-saat yang singkat itupun tidak luput dari bebasnya akar luka batin. Mungkin terjadi kelahiran yang sulit, dan bila terjadi demikian biasanya menjadikan si anak kurang percaya diri, takut tampil di muka umum, atau juga sering merasa bersalah. Atau kelahiran prematur, si anak akan sering merasa minder, tidak berdaya, dan selalu bergantung dengan orang lain.

3. Masa Bayi
Bayi yang seringkali ditinggal oleh orang tuanya (karena kesibukan orang tua) dan diserahkan kepada pembantu, akan membuat si anak mencari perhatian dari orang lain, karena pada waktu bayi kurang perhatian dan kasih sayang sehingga nantinya akan mencari sesuatu yang kurang itu dalam diri orang lain.

4. Masa Kanak-kanak
Masa kanak-kanak juga menjadi masa yang rawan untuk luka batin. Sebagai contoh, ceritera seorang gadis lagi yang semasa kecilnya seringkali mendengar dan menyaksikan pertengkaran orang tuanya. Ketika peristiwa tersebut terjadi, dia merasa sangat ketakutan dan sebagai anak-anak dia tidak dapat melakukan apa-apa untuk mencegah pertengkaran itu, yang bisa dia lakukan hanyalah menangis. Ternyata peristiwa ini sangat membekas dalam pikiran dan hatinya sehingga pada masa dewasa, bila dia mendengar suatu keributan-keributan dia akan merasa sangat ketakutan dan tak jarang dia akan menangis bila mendengar keributan itu. Akan tetapi, setelah penyembuhan batin dengan mengampuni kedua orang tua dan peristiwa tersebut, maka dia dilepaskan dari ketakutannya.

5. Masa Remaja atau Dewasa
Masa remaja ataupun masa dewasa (sekarang) pun juga masih dapat menjadi akar dari luka batin. Misalnya seorang yang pernah dilecehkan atau pernah diperkosa. Trauma dan peristiwa yang menyakitkan itu akan sangat membekas dan bisa membuat dia antipati dengan lawan jenis sehingga dia menjadi takut menikah.

METODE PENYEMBUHAN LUKA BATIN
Dengan contoh-contoh pengalaman seperti yang disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa efek dari luka batin selain mempersulit dan mempengaruhi dalam kehidupan bersama orang lain. Juga, yang paling dapat dirasakan adalah hilangnya kedamaian dalam hati. Melalui penyembuhan luka batin maka kedamaian yang hilang itu akan dapat diperolehnya kembali.
Kedamaian yang sejati adalah yang dari Yesus sendiri, maka dengan penyembuhan batin yang didasarkan atas kasih Allah dan dengan pengucapan syukur kepada-Nya maka akan mengembalikan damai yang dari Yesus yang mengatasi segala persoalan (Fil 4:7).
Penyembuhan tidak akan terjadi hanya dari satu pihak saja. Kedua belah pihak harus ada, yaitu si penderita dan Tuhan sendiri. Kita tahu pasti bahwa Tuhan selalu terbuka bagi anak-anak-Nya yang datang mohon kesembuhan, jadi tinggal dari pihak yang terluka yang harus bekerjasama dengan rahmat kesembuhan dari Tuhan. Maka dari itu, dalam penyembuhan ini ada syarat-syarat untuk mendapatkan kesembuhan, syarat tersebut antara lain:
  1. Kemauan dari si penderita untuk sembuh. Tuhan sendiri tidak dapat memaksakanrahmatkesembuhan bagi seseorang (lih. Yoh 5:6).
  2. Semangat untuk mengampuni, karena orang yang tidak mau mengampuni berarti menghalangirahmat Allah. Pengampunan adalah syarat mutlak untuk mendapatkan penyembuhan (lih. Mrk11:25-26). Pengampunan di sini adalah mengampuni orang yang telah melukai hatinya,mengecewakannya, membencinya dan lain-lain. Pengampunan pertama-tama adalah soalkeputusan dan bukan perasaan.
  3. Bila ada dosa, pertama-tama si penderita harus diajak untuk bertobat terlebih dahulu dan diaharus mempunyai keinginan untuk bertobat karena dosa dapat menghalangi karya Tuhan.
  4. Memiliki iman, meski kadang-kadang hal ini tidak mutlak, karena adakalanya Yesus jugamenyembuhkan orang yang belum memiliki iman. Hal ini dilakukan oleh Yesus agar nama Bapadimuliakan melalui karya penyembuhan tersebut.

Dalam doa penyembuhan batin harus ada sikap keterbukaan dari si penderita kepada orang yang akan mendoakan. Sebelum memulai doa penyembuhan batin, dicari dahulu akar-akar terdalam dari luka batin yang menjadi induk dari luka batin tersebut. Setelah ditemukan apa akarnya, bisa berdoa dengan imajinasi iman, yaitu dengan mengenangkan kembali peristiwa pahit yang telah terjadi dalam kehidupannya dan kemudian menghadirkan Yesus dalam peristiwa itu.
Memang cara ini belum tentu semua orang bisa masuk dalam peristiwa pahitnya. Terlebih bagi yang mempunyai luka yang teramat dalam sehingga sangat sulit dan tidak mampu untuk membayangkannya, kadang baru mulai membayangkan sudah ketakutan pada rasa sakit yang pernah dialaminya itu. Bagi kasus yang demikian, si pendoa harus mengambil alih dengan memohon kepada Yesus untuk menuntun kembali ke masa lalunya. Pendoa bisa membayangkan kembali peristiwa tersebut bersama Yesus, berdasar dari cerita si penderita dengan berimajinasi dengan suara keras kemudian si penderita mengikuti tuntunan dari si pendoa. Dalam doa bisa membangkitkan iman si penderita dan iman si penderita sendiri bisa melepaskan kuasa Tuhan untuk penyembuhan.
Metode atau cara penyembuhan batin ini adalah sarana manusiawi yang didasarkan pada suatu pengalaman tertentu, namun metode bukanlah hal yang mutlak harus dilakukan dan dipaksakan, karena pada dasarnya karya penyembuhan adalah merupakan karya Roh Kudus. Oleh sebab itu, dalam doa penyembuhan batin ini peranan pendoa sebenarnya hanya sebagai katalisator dan sesungguhnya yang menjadi penyembuh adalah Tuhan Yesus sendiri.
Suatu hal yang menarik dan sulit untuk dimengerti dengan pikiran kita manusia adalah ketika penyembuhan berlangsung, ternyata Tuhan tidak saja menjamah dan menyembuhkan si penderita tetapi juga menjamah orang yang melukai penderita sehingga kembali memulihkan hubungan diantara mereka.
Apabila sudah disembuhkan dari luka-luka batinnya maka tidak perlu untuk mengingatnya lagi. Lebih baik mengingat kasih Tuhan yang telah menyembuhkan dan memulihkan, sehingga itu dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan selanjutnya.
SUMBER: http://www.carmelia.net/index.php/artikel/karismatik/262-penyembuhan-luka-batin

Mau Sembuhkan Luka Batin, Bicaralah dengan Tuhan

Luka batin sering kali dialami manusia. Rasa sakit hati yang mendalam pada seseorang yang berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang tidak mudah disembuhkan segera, itulah luka batin.
Seorang anak yang tidak dicintai sejak kecil dan diperlakukan tidak baik, bisa mengalami luka batin sampai dia menua. Luka batin berakibat buruk pada hidup manusia, termasuk pada emosi, harga diri dan cara seseorang menyikapi masalah.
Kendati demikian luka batin bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Metode yang paling tepat untuk menyembuhkan luka batin adalah dengan berbicara pada Tuhan.
Demikian diungkapkan President Pastoral Counseling Center Keuskuoan Bogor Pastor RD Alfons Sebatu , PhD dalam seminar bertajuk Penyembuhan Luka Batin dengan Metode Talk to God yang berlangsung di Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6).
“Datanglah dan ungkapkanlah isi hati dan luka batin kita pada Tuhan Yesus, karena Ia adalah penyembuh luka batin. Kalau kita percaya  maka kita akan disembuhkan,” kata Pastor Alfons.
Dipaparkan, kita perlu belajar dari keluarga Kudus Nazareth (Yesus, Maria, dan Yosef) yang telah banyak menderita luka batin, namun tetap kuat menghadapi semuanya. Sewaktu Yesus lahir, Yosef dan Maria sudah dikejar-kejar dan bayinya mau dibunuh. Dalam perjalanan hidupnya, Yosef sempat lari ke Mesir menghindari ancaman. Begitu pula dengan  Maria, hampir seluruh hidupnya menderita.
“Sejak Yesus lahir hingga wafat di kayu salib Maria ikut merasakan luka batin itu, hingga dikenal dengan tujuh kedukaan Maria (Seven Suffer). Sementara Yesus bukan hanya mengalami ketidakadilan, pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, tapi Dia juga kerap diancam untuk dibunuh,” papar  Alfons.
Yesus sendiri pernah ingin menghindar dari penderitaan dengan berkata, ”Kalau bisa piala ini berlalu dari pada-Ku,”. Itu artinya, kata Pastor Alfons, Yesus tahu kalau dia akan menderita dan tak ingin menderita, namun pada akhirnya dia menyerahkan semuanya itu pada Tuhan dengan berkata, “Tapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.”
Pastor Alfons mengajak sekitar 600 peserta yang hadir untuk menggunakan metode  berbicara dengan Tuhan dalam menyembuhkan luka batin, baik untuk diri sendiri maupun orang lain (konseli). Metode itu diambil dari cerita Injil Sinoptik tentang keadaan hati Yesus yang sangat sedih di Taman Getsemani. Metode ini diawali dengan “berada sendirian”. Yesus saat itu memisahkan diri dari para murid-Nya untuk berdoa. Melalui doa, Yesus berkonsultasi dengan Bapa Surgawi. Kepada Bapa-Nya, Dia mengungkapkan kesedihan dan kegelisahan hati-Nya yang mendalam.

Rasakan Kembali
Pastor Alfons mengajak mereka yang menderita luka batin untuk merasakan kembali situasi yang membuat mereka mengalami luka batin. “Siapa yang menyebabkan kita luka batin, apa penyebabnya, di mana situasi itu berlangsung dan kapan, serta bagaimana kejadiannya. Rasakan semuanya dan hidupkan kembali perasaan itu,” katanya.
Setelah itu bicaralah pada Yesus, “Yesus hari ini hati saya merasa sakit, dan ceritakan semuanya itu,” sambungnya. Setelah itu kita bisa bertemu kembali dengan orang yang telah melukai hati kita, namun sudah ada Yesus yang menguasai hati kita.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa penyembuhan luka batin dan ucapan syukur pada Tuhan. Kepada para konseli (orang yang mengalami luka batin) sebelumnya juga dianjurkan untuk relaksasi dan membayangkan kehadiran Yesus yang mendamaikan. Kemudian biarkan konseli bercerita. Bila konseli sudah tenang, kata Pastor Alfons, katakan hal-hal berikut,” Teruslah berada di hadapan Yesus. Rasakan kenyamanan di hadapan-Nya. Mohonlah kepada-Nya untuk menyembuhkan luka-luka hati Anda. Mintalah juga kepada-Nya karunia untuk mau mengampuni dan agar tabah, sehingga Anda dapat menerima dengan baik mereka yang menyakiti Anda. Mintalah kepada-Nya agar meneruskan proses penyembuhan itu dalam diri Anda.” 

SUMBER:  http://www.sanmardepok.com/?p=906

Doa Penyembuhan Luka Batin



Doa Penyembuhan Luka Batin 
Doa ini merupakan sebuah rangkaian doa penyembuhan luka-luka batin. Mohonlah kepada Yesus untuk menyembuhkan semua kenangan masa lalu, dan jadikan doa ini sebagai doa pribadi. 
MASA DALAM KANDUNGAN 
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas kehadiran-Mu saat ini. Aku bersyukur Engkau yang adalah Tuhan tetap hadir dulu, Saat ini, dan selamanya. Engkau yang mau membuatku sempurna baik roh, jiwa, dan tubuhku. Tuhan Yesus, aku mohon kepada-Mu telusurilah setiap langkah hidupku. Lawatilah awal kehidupanku. Engkau mengetahui semua tentang diriku sebelum aku dilahirkan. Seandainya ada ketakutan ataupun kekuatan negtif yang disalurkan kepadaku sejak berada dalam kandungan ibuku, aku mohon bebaskanlah aku dari ikatan ini dengan kuasa Roh Kudus dan kasih-Mu. Terima kasih atas kasih dan kehadiran-Mu yang Engkau curahkan kepadaku selama pertumbuhanku di dalam rahim ibuku. Aku mengucap syukur atas orang tua yang telah Engkau berikan kepadaku, dan aku mohon tolonglah aku untuk mengampuni mereka pada saat-saat di mana mereka kurang mengasihi aku. Biarlah tahap kehidupakanku ini mendapat pelukan kehangantan kasih dari pada-Mu sehingga aku bahagia menyongsong kelahiranku. Dan aku percaya Engkau akan melengkapi bagian yang belum di sembuhkan menurut cara-Mu dan waktu-Mu. Amin (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan) 
MASA BAYI 
Tuhan Yesus Kristus, berjalanlah bersamaku menjelajahi setiap detik dari tahun-tahun permulaan hidupku. Terima kasih Tuhan Yesus, karena ketika aku lahir, Engkau hadir dan mengasihiku. Engkau menghendaki aku lahir, namun orang tuaku tidak menginginkan aku atau menolak aku. Tuhan Yesus berilah mereka hasil kerahiman-Mu (Ada yang lahir tanpa kasih, tidak diinginkan, dipisahkan karena sakit, kematian, dsb.) Tuhan Yesus isilah bagian di dalam diriku yang kurang mendapat perhatian dari orang tuaku, perasaan-perasaan yang menakutkan saat itu, bebaskanlah aku dari rasa ketakutan dengan kasih-Mu. Aku percaya Engkau hadir saat itu dan tidak meninggalkan aku sendirian. Tuhan Yesus, Sekiranya ada kekerasan secara fisik atau mental pada masa bayiku, sembuhkanlah luka-luka batin ini sehingga melalui bilur-bilur-Mu, aku menjadi sembuh. Aku juga mengampuni mereka, yang memperlakukan diriku dengan tidak baik pada waktu itu. Tuhan, aku menyerahkan seluruh keberadaanku ke dalam tangan-Mu, karena aku yakin akan belas kasih-Mu yang membuatku menjadi sempurna. Terima Kasih Tuhan. AMIN (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan) 
MASA KANAK-KANAK 
Tuhan Yesus Kristus aku mohon Engkau sudi berjalan bersamaku kembali pada kehidupanku ketiak aku masih seorang anak. Masuklah dalam perilaku yang tidak pantas aku alami, karena kurang merasakan cinta dan kasih sayang orang tua dan sesama. Sembuhkanlah setiap luka yang disebabkan perlakuan kasar oleh sesamaku (guru, teman, saudara kandung, dsb). Biarlah aku mampu mengampuni, mengasihi dan memaafkan mereka, seperti Engkau mengasihi diriku. Sembuhkanlah aku dari luka-luka akibat ketakutan, keputus-asaan, kekecewaan, dan perasaan-perasaan negatifku. Isilah kekosongan hatiku dengan kasih dan cinta-Mu, ya Yesus. Biarlah semua yang berhubungan dengan masa kanak-kanakku bersatu dengan Engkau. Dengan demikian semua yang baik boleh tetap tinggal dan semua yang menimbulkan halangan-halangan dalam hidupku boleh Engkau ambil. Aku percaya bahwa Engkau memberkati ruang lingkup hidupku dengan segala rahmat dan berkat yang berguna untuk kesembuhanku. Terima Kasih Tuhan atas jamahan kasih-Mu. Amin (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan) 
MASA REMAJA 
Tuhan Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus-Mu, aku mohon kepada-Mu untuk memasuki masa remajaku. Sembuhkanlah aku dari kenangan-kenangan yang menyakitkan pada waktu itu. Biarlah terang Roh-Mu menyinari barang-bayang kegelapan batin yang terluka yang pernah aku alami, luka karena kurang kasih dari orang tua, dan sesama, luka karena dikecewakan, ditolak, dilecehkan, dan penghinaan. Biarlah dengan darah-Mu, Engkau menjadikan aku utuh kembali. aku juga mohon kepada-Mu untuk melepaskan diriku dari perasaan- perasaan takut, kecewa, tersisih, dikucilkan dari pergaulan, diejek, ditertawakan, dan dibeda-bedakan. Hadirlah Engkau, ya Tuhan Yesus, supaya aku dapat mengampuni situasi yang menyakitkan. Ambillah akar-akar pahit yang terjadi pada masa remajaku dan isilah hatiku dengan kasih dan cinta-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus atas penyembuhan-Mu. Aku percaya engkau akan menyertai dan memberkatiku. Amin (Bapa Kami – Salam Maria – Kemuliaan)

SUMBER:  https://doakatoliksalammaria.wordpress.com/bapa-kami/doa-penyembuhan-luka-batin/

Minggu, 04 Januari 2015

Menerima Komuni Kudus

komuni
menerima komuni kudus dari pelayan dan menyantapnya
 di hadapan pelayan komuni


Pada tulisan sebelumnya dibicarakan mengenai arti komuni. Komuni sering dipahami sebagai menerima Tubuh Kristus. Sebuah pemahaman yang kurang lengkap. Selain menerima Tubuh Kristus, komuni juga berarti ikut berpartisipasi dalam keseluruhan perayaan Ekaristi yang dirayakan pada saat itu. Dengan pemahaman ini, tentu ada konsekuensi lainnya yang perlu dipahami.
Setelah mengerti dan memahami makna komuni kudus, mari kita belajar tentang bagaimana menerima komuni kudus itu.
Dalam konteks penerimaan komuni kudus, kadang kala muncul beberapa persoalan. Ada yang beranggapan kalau komuni hanya boleh dengan lidah. Ada yang beranggapan menggunakan lidah justru lucu. Harus berlutut ketika menerima komuni. Bagaimana Gereja mengajarkan kepada kita semua mengenai cara menerima komuni kudus?
Komuni diberikan kepada setiap orang katolik yang tidak terhalang oleh hukum. Kepada mereka ini, komuni harus diberikan dan tidak ada alasan untuk menerimakan komuni kudus. Di sini perlu dicatat tetap perlu ada kehati-hatian, terutama di kota-kota besar. Jangan sampai ada orang bukan katolik atau malah bukan kristen yang maju untuk menerima komuni kudus. Beberapa paroki, menempuh jalan memberikan pengumuman mengenai siapa yang boleh menerima komuni sebagai langkah untuk mengantisipasi ini. Sebuah langkah yang patut diacungi jempol demi menjaga sakralitas komuni kudus.
Bagaimana tata gerak ketika menerima komuni kudus? Ada yang beranggapan kalau berlutut sambil menjulurkan lidah sebagai cara yang terbaik. Benarkah? Sejauh saya membaca dokumen-dokumen Gereja, saya menemukan bahwa “ketika menyambut komuni, umat hendaknya berlutut atau berdiri, sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Konferensi Uskup” (RS no 90). Dalam artikel tersebut diberi keterangan “jika komuni disambut dengan berdiri, maka hendaklah umat memberi suatu tanda hormat sebelum menyambut Sakramen”.
Pun pula dengan cara menyambut dengan tangan atau lidah. PUMR menyatakan dalam artikel no 160, “masing-masing orang menjawab AMIN, lalu menyambutnya entah dengan lidah entah dengan tangan”. Jadi baik berdiri atau berlutut, menggunakan tangan atau lidah praktek ini dimungkinkan oleh Gereja. Keduanya tidak untuk dipertentangkan. Yang satu merasa lebih layak dibandingkan dengan yang lainnya.
Yang justru perlu dicatat adalah praktek yang kurang tepat atas penerimaan komuni kudus ini. Hingga kini, praktek tersebut masih sering terjadi. Pertama, setelah menerima komuni kudus umat tidak langsung menyantapnya. Ada yang dibawa ke tempat duduk. Ada yang dibagi. Sebagian untuk dirinya sendiri, sebagian lagi diberikan kepada anaknya yang menangis. Ini jelas praktek yang salah. Gereja mengajarkan bahwa hosti langsung disantap dihadapan pelayan komuni. Perlu katekese yang terus menerus pada bagian ini.
Kedua, penerimaan komuni dengan cara umat mengambil sendiri. Di beberapa tempat masih dijumpai praktek ini. Gereja jelas mengajarkan “umat tidak diiinkan mengambil sendiri hosti kudus atau piala kudus” (RS no 94). Termasuk didalamnya penerimaan komuni kudus untuk mempelai. Masih ada praktek imam mempersilahkan mempelai mengambil komuni kudus dan kedua mempelai saling menerimakan komuni kudus tersebut. Seruan Gereja jelas hendaklah ditinggalkan penyimpangan ini.

Sumber:  http://liturgikas.com/?cat=25