Kamera 1

Minggu, 29 Maret 2015

Mau Sembuhkan Luka Batin, Bicaralah dengan Tuhan

Luka batin sering kali dialami manusia. Rasa sakit hati yang mendalam pada seseorang yang berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang tidak mudah disembuhkan segera, itulah luka batin.
Seorang anak yang tidak dicintai sejak kecil dan diperlakukan tidak baik, bisa mengalami luka batin sampai dia menua. Luka batin berakibat buruk pada hidup manusia, termasuk pada emosi, harga diri dan cara seseorang menyikapi masalah.
Kendati demikian luka batin bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Metode yang paling tepat untuk menyembuhkan luka batin adalah dengan berbicara pada Tuhan.
Demikian diungkapkan President Pastoral Counseling Center Keuskuoan Bogor Pastor RD Alfons Sebatu , PhD dalam seminar bertajuk Penyembuhan Luka Batin dengan Metode Talk to God yang berlangsung di Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6).
“Datanglah dan ungkapkanlah isi hati dan luka batin kita pada Tuhan Yesus, karena Ia adalah penyembuh luka batin. Kalau kita percaya  maka kita akan disembuhkan,” kata Pastor Alfons.
Dipaparkan, kita perlu belajar dari keluarga Kudus Nazareth (Yesus, Maria, dan Yosef) yang telah banyak menderita luka batin, namun tetap kuat menghadapi semuanya. Sewaktu Yesus lahir, Yosef dan Maria sudah dikejar-kejar dan bayinya mau dibunuh. Dalam perjalanan hidupnya, Yosef sempat lari ke Mesir menghindari ancaman. Begitu pula dengan  Maria, hampir seluruh hidupnya menderita.
“Sejak Yesus lahir hingga wafat di kayu salib Maria ikut merasakan luka batin itu, hingga dikenal dengan tujuh kedukaan Maria (Seven Suffer). Sementara Yesus bukan hanya mengalami ketidakadilan, pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, tapi Dia juga kerap diancam untuk dibunuh,” papar  Alfons.
Yesus sendiri pernah ingin menghindar dari penderitaan dengan berkata, ”Kalau bisa piala ini berlalu dari pada-Ku,”. Itu artinya, kata Pastor Alfons, Yesus tahu kalau dia akan menderita dan tak ingin menderita, namun pada akhirnya dia menyerahkan semuanya itu pada Tuhan dengan berkata, “Tapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.”
Pastor Alfons mengajak sekitar 600 peserta yang hadir untuk menggunakan metode  berbicara dengan Tuhan dalam menyembuhkan luka batin, baik untuk diri sendiri maupun orang lain (konseli). Metode itu diambil dari cerita Injil Sinoptik tentang keadaan hati Yesus yang sangat sedih di Taman Getsemani. Metode ini diawali dengan “berada sendirian”. Yesus saat itu memisahkan diri dari para murid-Nya untuk berdoa. Melalui doa, Yesus berkonsultasi dengan Bapa Surgawi. Kepada Bapa-Nya, Dia mengungkapkan kesedihan dan kegelisahan hati-Nya yang mendalam.

Rasakan Kembali
Pastor Alfons mengajak mereka yang menderita luka batin untuk merasakan kembali situasi yang membuat mereka mengalami luka batin. “Siapa yang menyebabkan kita luka batin, apa penyebabnya, di mana situasi itu berlangsung dan kapan, serta bagaimana kejadiannya. Rasakan semuanya dan hidupkan kembali perasaan itu,” katanya.
Setelah itu bicaralah pada Yesus, “Yesus hari ini hati saya merasa sakit, dan ceritakan semuanya itu,” sambungnya. Setelah itu kita bisa bertemu kembali dengan orang yang telah melukai hati kita, namun sudah ada Yesus yang menguasai hati kita.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa penyembuhan luka batin dan ucapan syukur pada Tuhan. Kepada para konseli (orang yang mengalami luka batin) sebelumnya juga dianjurkan untuk relaksasi dan membayangkan kehadiran Yesus yang mendamaikan. Kemudian biarkan konseli bercerita. Bila konseli sudah tenang, kata Pastor Alfons, katakan hal-hal berikut,” Teruslah berada di hadapan Yesus. Rasakan kenyamanan di hadapan-Nya. Mohonlah kepada-Nya untuk menyembuhkan luka-luka hati Anda. Mintalah juga kepada-Nya karunia untuk mau mengampuni dan agar tabah, sehingga Anda dapat menerima dengan baik mereka yang menyakiti Anda. Mintalah kepada-Nya agar meneruskan proses penyembuhan itu dalam diri Anda.” 

SUMBER:  http://www.sanmardepok.com/?p=906

Tidak ada komentar:

Posting Komentar