Kamera 1

Jumat, 11 Oktober 2013

METODE MUKOSA SERVIKS (CERVICAL MUCUS METHOD OR OVULASI BILLINGS)


Pendahuluan
Metode mukosa serviks atau ovulasi billings tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan  taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern. Metode mukosa serviks atau  metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.

Esensi Metode Mukosa Serviks 
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu:
  1. Molekul lendir.
  2. Air.
  3. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
  1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
  2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.


Manfaat Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

Efektifitas Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.

Kelebihan Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
  1. Mudah digunakan.
  2. Tidak memerlukan biaya.
  3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.

Keterbatasan
  1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
  2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
  3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
  4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks 
Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:
  1. Menyusui.
  2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
  3. Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
  4. Perimenopause.
  5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
  6. Spermisida.
  7. Infeksi penyakit menular seksual.
  8. Terkena vaginitis.

Instruksi Kepada Pengguna/Klien 
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
  1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
  2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
  3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
  4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
  5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
  6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
  7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
  8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
  9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
  • Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
  • Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
  • Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
  • Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.

TEORI PENDUKUNG  
Siklus Reproduksi Wanita dan Pengamatan Vulva 
Perlu kita mengingat kembali tentang anatomi reproduksi wanita. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan antara lain:
  1. Rongga rahim, sebagai tempat bayi.
  2. Leher rahim (serviks), yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup sel sperma.
  3. Vagina, kantong-kantong shaw.
  4. Alat kelamin bagian luar (vulva), yang merasakan keberadaan lendir saat mengalir dari vagina.
  5. Indung telur (ovarium), yang mengandung sel-sel telur. Folikel-folikel dalam ovarium menghasilkan hormon-hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan endometrium dalam proses kehamilan. Selain itu, mengaktifkan kelenjar leher rahim untuk memproduksi lendir dan mengakibatkan perubahan lain selama siklus yang menyangkut fungsi vagina dan sel telur (ovum). 


Syarat-Syarat Kesuburan
  1. Ovulasi yang memuaskan.
  2. Saluran telur yang sehat, sehingga memungkinkan perjalanan sel sperma bertemu dengan sel telur (ovum). Pasca konsepsi, saluran telur akan memberikan gizi dan membentuk embrio menuju rongga rahim dan berimplantasi (nidasi).
  3. Endometrium  yang sehat bagi proses implantasi.
  4. Fungsi leher rahim yang memadai untuk menghasilkan lendir, sehingga dapat melancarkan perjalanan sel sperma menuju saluran telur.
  5. Keharmonisan hubungan suami istri.


Kode Stiker dan Simbol
Di bawah ini merupakan kode stiker dan simbol metode ovulasi billings yang dipakai di seluruh dunia.


Gambar 2. Kode stiker dan simbol metode ovulasi billings


Pencatatan Harian
Tingkat pemahaman tentang Metode Ovulasi Billings sangat ditentukan oleh pencatatan harian dari hasil pengamatan pada vulva. Pencatatan harian ini penting karena mengingatkan wanita untuk memperhatikan perubahan rasa dan sifat lendir setiap hari. Pencatatan tentang tanda-tanda paling subur yang terlihat sepanjang hari dilakukan pada malam harinya. Catatan siklus pertama harus segera dimulai selama 2-4 minggu.


Selama pengamatan, hal yang harus diperhatikan adalah:
  1. Menghindari kontak alat kelamin agar hasil pengamatan tidak keliru.
  2. Tidak boleh melakukan pemeriksaan bagian dalam vagina.
Untuk mencatat hasil pengamatan digunakan stiker berwarna atau simbol-simbol dan dituliskan satu atau dua kata yang menjelaskan rasa pada vulva dan sifat lendir.
Untuk membantu wanita yang kebingungan tentang bagaimana dia mengetahui awal haid (menstruasi), ketika dia merasa basah dan melihat perdarahan pada vulva. Maka peristiwa ini dicatat dengan stiker merah atau simbol lingkaran berwarna hitam (lihat gambar 3).
Sama dengan pencatatan pada masa menstruasi, pada saat hari selanjutnya semua pengamatan tentang rasa pada vulva dan sifat lendir juga dicatat. Pada hari berikutnya, seorang wanita dengan mudah akan mengenali pola kesuburan dan ketidaksuburan sesuai dengan pola lendirnya sendiri.




Gambar 3. Menstruasi dicatat dengan stiker merah atau simbol lingkaran berwarna hitam

Menstruasi dan Hari Berikutnya
Serviks akan tertutup oleh gumpalan lendir kental dan pekat setelah menstruasi. Gumpalan tersebut berfungsi mencegah perjalanan sel sperma memasuki leher rahim dan melindungi tubuh dari infeksi. Sel sperma yang masih berada di vagina akan kehilangan kemampuan membuahi sel telur dan dihancurkan oleh sel-sel di sekelilingnya. Pada tahap ini, kedua indung telur beristirahat. Tidak ada yang dirasakan dan tidak ada yang tampak. Pengamatan ini dicatat dengan stiker warna hijau polos atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam (lihat gambar 4).




Gambar 4. Pola Dasar Tidak Subur (PDTS). Keadaan  kering pada vulva. Sel-sel sperma tidak mungkin memasuki rahim karena leher rahim tertutup oleh gumpalan lendir yang kental dan pekat.
Cairan sperma akan mengalir dari dalam vagina setelah hubungan seksual. Peristiwa ini dapat berlangsung sampai 24 jam dan vulva terasa basah. Cairan sperma tidak lagi mengandung sel sperma yang masih hidup. Bila serviks mencegah sel-sel sperma memasuki rahim, maka sel sperma akan dihancurkan dalam vagina setelah 1-2 jam.

Pola Dasar Tidak Subur 
Pola Dasar Tidak Subur (PDTS) adalah pola yang sama sekali tidak berubah karena leher rahim tidak aktif. Pola dasar tidak subur pada siklus biasa dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut :
  1. Keadaan yang tetap kering yang tidak berubah (lihat gambar 4 pada metode mukosa serviks part 2).
  2. Vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak berubah sama sekali setiap hari.
Gambar 5 menunjukkan PDTS berlendir. Tiga siklus berturut-turut dengan PDTS berlendir yang sama diamati (5a, 5b, dan 5c). Hal yang sangat penting adalah kemampuan untuk mengenali dengan tepat saat titik perubahan (i) rasa atau (ii) sifat lendir, ataupun keduanya.



Gambar 5. Pola Dasar Tidak Subur berlendir tetap sama, hari demi hari, siklus demi siklus.
Pada awal pengamatan (siklus pertama) dicatat dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih (5a), tetapi dalam siklus berikutnya dicatat dengan stiker kuning polos atau simbol = (5b, 5c). Sel-sel sperma tidak mungkin memasuki leher rahim karena gumpalan lendir.
Pada saat ini, kedua indung telur beristirahat. Hormon estrogen yang diproduksi sedikit sekali. Leher rahim tertutup oleh gumpalan lendir kental sehingga sel-sel sperma tidak dapat memasuki rahim. Bila sifat lendir sama hari demi hari selama 3 siklus, maka itulah tanda tidak subur. Vulva terasa kering dan tampak sedikit lendir yang keruh berupa serpihan-serpihan kecil yang berasal dari gumpalan lendir. PDTS berlendir dan tidak berubah ini dialami banyak perempuan.



Titik Perubahan (Awal Kesuburan)
Pada saat indung telur aktif dan produksi estrogen mengaktifkan serviks, maka lendir cair mulai diproduksi sehingga melepaskan gumpalan lendir dan sel sperma dapat mesuk ke serviks. Sehingga terjadi perubahan rasa dari kering menjadi tidak kering lagi pada vulva (lihat gambar 6).
Perubahan ini dicatat dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. Kemungkinan lendir tampak kental dan keruh. Perasaan lengket dan lendir yang keruh ini bukan berarti tidak subur. Kenyataan munculnya lendir leher rahim pada vulva berarti bahwa lendir sudah keluar dari leher rahim sehingga terbuka bagi sel-sel sperma.



Gambar 6. Titik perubahan rasa pada vulva dari rasa kering (stiker hijau atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam) menjadi tidak kering lagi (stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih). Perubahan ini bersamaan dengan naiknya kadar estrogen yang diproduksi oleh indung telur (- – -). Sel-sel sperma sekarang mampu memasuki leher rahim.
Sama dengan Pola Dasar Tidak Subur berlendir, indung telur telah mulai aktif. Titik perubahan bisa diamati pada vulva yang mengalami perubahan rasa. Hal ini menandakan bahwa sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim. Pencatatan perubahan ini dilakukan dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. (Lihat gambar 7).



Gambar 7. Titik perubahan rasa pada vulva dari Pola Dasar Tidak Subur (stiker kuning atau simbol =) menjadi lembab karena lendir yang basah dan tampak keruh (stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih). Perubahan itu bersamaan dengan naiknya kadar estrogen yang diproduksi oleh indung telur (- – -). Sekarang sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim.
Indung telur memproduksi estrogen semakin banyak. Lendir yang berubah dari sifat lengket menimbulkan rasa basah dan licin. Hal ini bisa dilihat benang-benang lendir yang jernih. Kemungkinan kuantitas lendir dapat berkurang, tetapi rasa licin dan semakin licin tetap berlangsung satu dua hari lagi. Hari terakhir perasaan licin adalah hari paling subur dalam siklus yang disebut Puncak. Puncak adalah hari kesuburan disertai dengan peningkatan kepekaan dan pembengkakan vulva (lihat gambar 8).



Gambar 8. HARI PUNCAK, yaitu hari terakhir rasa licin ditandai dengan tanda silang pada stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. Tetapi hal ini hanya bisa diketahui dengan melihat hari sebelumnya (retrospek) lihat gambar 9. Produksi hormon progesteron ditunjukkan dengan garis utuh (-).
PUNCAK ditandai dengan tanda silang (X). Titik ini sangat dekat dengan saat ovulasi. Indung telur sudah mulai memproduksi progesteron, yang digambarkan dengan garis utuh (-), sementara itu folikel siap untuk melepaskan sel telur ke dalam saluran telur. Progesteron sedang mengaktifkan bagian bawah dari leher rahim untuk memproduksi lendir yang kental dan lengket selama tiga hari berikutnya. Lendir tersebut secara berangsur-angsur akan menutup saluran leher rahim. Meskipun demikian, selama 3 hari ini masih ada celah kecil di mana sel-sel sperma bisa masuk. Sel-sel sperma itu akan dengan cepat tiba di bagian yang paling jauh dalam saluran telur di mana sel telur menunggu untuk dibuahi.
Sel telur sekarang bisa dilihat dalam saluran telur (gambar 9). Leher rahim mulai tertutup dengan lendir yang kental di bawah pengaruh progesteron, digambarkan dengan garis utuh (-), yang diproduksi oleh sisa folikel (corpus luteum). Progesteron mempengaruhi lendir sedemikian rupa sehingga seorang perempuan mengalami perubahan rasa pada vulva dan merasa kering atau lengket.



Gambar 9. Hari pertama sesudah Puncak. Ovulasi telah terjadi (atau segera akan terjadi) dan perasaan pada vulva sekarang dicatat dengan stiker hijau atau kuning yang keduanya bergambar bayi tambahan angka atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam atau =.
Vulva tidak lagi terasa licin. Hal ini disebabkan oleh perubahan di dalam leher rahim maupun vagina bagian bawah, yang keduanya dikendalikan oleh hormon. Lendir menjadi kering ketika melewati vagina, berdasarkan aktivitas kantong Shaw.


Fase Luteal 
Fase luteal terjadi sejak hari ke-4 sesudah puncak (hari terakhir rasa licin pada vulva), leher rahim tertutup dengan gumpalan lendir kental yang mencegah sel sperma masuk ke rongga rahim. Korpus luteum dalam indung telur memproduksi estrogen dan progesteron. Bila tidak ada segala bentuk kontak alat kelamin sejak awal titik perubahan hingga awal harl ke-4 sesudah Puncak, maka sel telur tidak mungkin dibuahi dan akan hancur dalam saluran telur (lihat gambar 10).



Gambar 10. Pada hari ke-4 sesudah Puncak, sel telur sudah hancur. Sel-sel sperma tidak dapat memasuki leher rahim. Sekarang stiker-stiker kuning polos atau hijau polos atau simbol = untuk lendir atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam untuk kering dipakai untuk pencatatan. Sel telur tidak ada lagi; perempuan menjadi tidak subur pada masa itu.
Menstruasi menyatakan akhir siklus biasanya 11-16 hari sesudah ovulasi, dan sekaligus sebagai permulaan siklus yang berikutnya. Tidak ada lagi gumpalan lendir pada leher rahim sehingga darah menstruasi dapat mengalir ke luar rahim. Kedua indung telur kembali beristirahat (lihat gambar 11).


Gambar 11. Menstruasi biasanya terjadi 11-16 hari setelah ovulasi.

Ovulasi Tertunda
Ovulasi tertunda disebabkan adanya perpanjangan Fase Pra Ovulasi dan Pola Dasar Tidak Subur. Ovulasi tertunda dapat terjadi pada waktu stres, laktasi (menyusui), atau masa pre menopause. Pola dasar tidak subur merupakan unsur penting Metode Ovulasi Billings. Pengenalan mengenai pola tidak subur tidak berubahnya pada fase pra-ovulasi memberi kebebasan kepada suami-istri untuk melakukan hubungan seksual tanpa menjadi hamil dalam fase pra-ovulasi, panjang ataupun pendek.
Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah dan diamati dalam waktu paling sedikit dua minggu, contohnya:
  1. Tidak ada lendir (vulva kering).
  2. Munculnya lendir yang tetap sama pada vulva yang disertai kadar estrogen yang tetap rendah.
  3. Kombinasi dari butir 1) dan 2), bila munculnya lendir tetap tidak berubah dalam pengamatan selama 2 minggu dan diselingi dengan hari-hari kering.
Pola Dasar Tidak Subur berdasarkan pengeluaran cairan berasal dari vagina (contoh 2 dan 3). Bila naiknya kadar estrogen cukup tinggi untuk menimbulkan reaksi pada leher rahim, maka pola berubah dan menunjukkan kemungkinan kesuburan. Naik turunnya kadar estrogen bisa menimbulkan reaksi endometrium (selaput dinding rahim) dengan pendarahan breakthrough atau pendarahan withdrawal.
Peraturan Pra-Ovulasi, bila diterapkan pada Pola Dasar Tidak Subur menjamin keamanan Metode Ovulasi Billings dan memastikan perempuan mengenali kesuburannya kembali dalam kasus ovulasi tertunda yang dapat disebabkan oleh berbagai alasan.

Kegagalan Leher Rahim dan Pola Dasar Tidak Subur (PDTS)
Leher rahim harus memproduksi lendir yang bermutu supaya sperma dapat berfungsi secara tepat. Dalam beberapa situasi, misalnya menjelang menopause dan sesudah pemakaian kontrasepsi, leher rahim gagal untuk merespon terhadap rangsangan estrogen. Akibatnya juga menggagalkan fungsi cairan lendir untuk menerima sel-sel sperma. Pada saat ini, wanita tidak subur walaupun dia berovulasi. Wanita akan mengenal hal itu sebagai pola yang tidak berubah misalnya:
  1. Pola dasar tidak subur kering.
  2. PDTS berlendir tetap sama.
  3. Kombinasi dari keduanya yaitu kering dan munculnya yang tidak berubah.
Peraturan pra-ovulasi digunakan kembali sehingga kesuburan dapat diketahui.

Peraturan Peraturan metode mukosa serviks atau ovulasi billings adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mencapai kehamilan.
Untuk menginginkan kehamilan peraturan yang digunakan adalah peraturan pra ovulasi. Cara ini membantu untuk mengenali perubahan pola kesuburan lendir. Hubungan seksual dilakukan selama ada lendir licin (vulva terasa licin) dan satu atau dua hari sesudah Puncak.
  1. Untuk menunda atau menjarangkan kehamilan.
Untuk menunda atau menjarangkan kehamilan maka digunakan peraturan Pra Ovulasi dan Peraturan Puncak.
Peraturan Pra Ovulasi 
Ada tiga hal yang terdapat pada peraturan Pra Ovulasi, yaitu:
  1. Peraturan pertama: menghindari hubungan seksual pada hari-hari perdarahan deras selama menstruasi.
  2. Peraturan kedua: hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari kedua (selang-seling), apabila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.
  3. Peraturan ketiga: menghindari hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau perdarahan menyelingi Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan seksual baru boleh dilakukan lagi bila 3-4 hari berturut-turut dikenali sebagai PDTS.
Peraturan Puncak 
Apabila hari puncak sudah diketahui dengan pasti, mulai hari keempat sesudah puncak sampai akhir siklus boleh melakukan hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.


Materi kursus Persiapan Perkawinan Katolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar