Kamera 1

Rabu, 26 September 2012

RAHMAT KRISTUS

Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh
10:10).

Suatu model kehidupan yang berbeda
Santo Petrus terus mengikuti Yesus hingga akhir. Dia
bertumbuh dari seorang sahabat Kristus yang begitu impulsif, tak bergantung dan
tak memahami, menjadi seorang rasul yang menulis salah satu pengakuan yang
mengagumkan, “Dengan jalan itu, Allah
telah menganugerahkan kepada kta janji-janji yang berharga dan yang sangat
besar, supaya olehNya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput
dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia”
(2Ptr 1:4).
Secara teknis, orang dapat dengan mudah berbicara tentang rahmat. Terkadang orang menganggapnya
sebagai sesuatu yang dapat dianalisa seperti kadar kalsium dalam tulang-tulang
atau sel darah merah dalam darah kita. Bisa juga orang mudah menggunakan jargon
dunia bisnis, tatkala berbicara tentang memiliki
rahmat. Ungkapan perbandingan ini dapat dipahami, tetapi tidak bisa tepat
arahnya.

Rahmat adalah sebuah karunia
Rahmat adalah sesuatu yang bebas, gratis. Dalam artian, kita dapat berkata bahwa segala
sesuatu diberikan Allah kepada kita. Pemberian ini adalah pemberian yang bebas.
Kita tentu saja tidak dapat mengejar untuk memperolehnya sendiri. Letak kegratisan suatu rahmat itu sedemikian
khusus sehingga kita tidak mampu memahaminya secara nalar.
Kalau Allah menciptakan sebuah pohon, tentulah wajar kita
mengharapkan bahwa akan ada tanah, terang matahari dan hujan. Itulah yang
terjadi dengan pohon. Demikian juga, ketika kita memandang manusia, tentu saja
kita memahami bahwa dia bisa berpikir dan memiliki objek yang dipikirkannya.
Sebagai manusia bebas, dia harus memiliki kekuatan untuk memutuskan. Sebagai
makhluk hidup ragawi, dia harus memahami apa yang dibutuhkan agar hidup –
proses dari tubuh. Akan tetapi kita tidak mengharapkan, baik dari pohon atau
manusia sesuatu yang melampaui kodrat kepohonan dan kemanusiaannya. Karunia
yang tidak terduga adalah rahmat untuk hidup dalam level Allah.

Kebutuhan kita akan rahmat
Seekor anjing, betapapun setianya, tidak dapat berkomunikasi
dengan seorang manusia dengan cara yang sama seperti seorang manusia
berkomunikasi dengan sesamanya. Kita juga menyadari bahwa semua pemberian
manusiawi yang mewah akan menyebabkan orang mengalihkan pandangannya tidak lagi
pada wajah Allah. Mengasihi dengan kasih Allah juga semakin sulit diwujudkan.
Inilah beberapa tantangan dunia. Mungkin terlalu
berlebih-lebihan, tetapi kita amat terkesan akan pemberian ilahi yang
dianugerahkan Bapa dalam Yesus. Dalam kodrat kita sebagai manusia – semua itu
diharapkan dimiliki oleh manusia normal – Allah menggabungkan hidupNya sendiri.
Itulah tindakan yang paling berahmat – tindakan pembebasan yang sejati.
Nyatanya, tidak pernah ada laki-laki atau manusia kodrati
belaka. Dari keabadian Allah telah merencanakan untuk menciptakan kita sebagai
anak-anakNya. Itu berarti ada unsur ilahi dalam kodrat kita sebgai manusia.
Allah menghendaki agar kita bersatu denganNya. Sabda Yesus ini menjelaskan hal
itu, “Sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup.
Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya,
dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh
Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. Jika
seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi
dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
(Yoh
14:19-22,23). Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(Yoh
15:5). Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!
Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
(Luk
11:13).

Rahmat dan rencana Allah
Kita menyadari bahwa karunia yang dikatakan dalam kitab suci
adalah segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita. Dengan mengutus Yesus
Kristus menjadi manusia Allah mengangkat kita menjadi anak-anakNya, dan karunia
roh Tuhan diberikan kepada kita. Dengan demikian kita bukan lagi hamba,
melainkan sahabat-sahabatNya.
Maka rahmat mengacu kepada relasi kasih antara Allah dan
anak-anaknya. Relasi itu dapat menciptakan suatu perubahan. Proses perubahan
itu tidak terlepas dari karya rahmat Tuhan. Karena itu, hidup kita sebagai
manusia mempunyai  kualitas ilahi karena
peran rahmat Allah.
Allah selalu ingin memperdalam dan memperkaya kualitas di
dalam diri kita. Dia secara tetap memanggil kita menjadi terbuka pada
kehadirannya sehingga kita dapat lebih memperoleh visi yang ada dari sabdaNya,
dengan kasih tak terhingga yang disediakan bagi seluruh ciptaanNya.

Rahmat kasih karunia dan hidup sehari-hari
Rahmat pribadi tidak sungguh terpisah dari relasi dengan
Allah, ketika kita berbicara tentang rahmat yang
teraktualisasikan,
rahmat untuk bertindak. Ini berarti bahwa hidup ilahi
yang sama yang menerobos masuk dalam keberadaan kita memungkinkan tindakan
pribadi di mana kita menghayati kehidupan itu. Sesungguhnya rahmat untuk
bertindak ini muncul sebelum hidup ilahi terpenuhi, ketika pendosa mulai
ditarik pada pertobatan dan menerima kasih Allah.
Segala sesuatu adalah rahmat kata Santo Paulus. Kita harus secara tetap mencoba memahami relasi
kita dengan Allah sebagai inti terdalam dari kehidupan kita. Di satu pihak,
rahmat itu bukanlah suatu tiket mekanistis untuk masuk surga.
Ketika Michael Angelo menyelesaikan patung Musa yang
terkenal itu, yang kelihatan amat hidup sehingga dia terdorong untuk berteriak
memerintahkan, “Berbicaralah!” Michael Angelo tak bisa melakukannya. Hanya
Allah dapat membuat patung itu hidup. Dia menjadi bagian dari dunia ini dan
menyebutnya “Yesus”. Yesus, yang mengembalikan hidup kemanusiaanNya kepda Allah
dalam kematian yang benar, sekarang berkata kepada kita, saudara dan
saudariNya, “Bangunlah, percayalah Kabar Baik. Akulah kehidupan”.

Pertanyaan untuk direnungkan
  • Apa yang dikatakan Rasul Petrus tentang hidup kristiani?
  • Apa artinya rahmat secara harafiah?
  • Apakah jalan terbaik untuk melukiskan rahmat?
  • Apa yang akan Saudara katakan agar memperoleh lebih banyak rahmat?

Teks acuan pada kitab suci dan tulisan Fransiskan
-         Mrk 9; Luk 9-10: Penderitaan semakin dekat, transfigurasi, kasih Allah.
-         M. Bodo, Fransiskus: Perjalanan dan Impian, hlm 29-34.

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Jutaan orang melakukan hal yang sama; apa yang membuat
tindakan-tindakan mereka unik? Kehidupan adalah suatu gerakan. Kita bergerak
dengan daya Kristus. Beberapa orang memilih untuk bergerak hanya dengan
kekuatan mereka sendiri. Cobalah menjadi sadar akan kekuatan Allah yang
menguduskan hidupmu. Menguduskan berarti membuat suci, terfokus, terbaktikan.
Apa perbedaan rahmat yang menguduskan dalam karya, permainan, perjumpaan dengan
orang lain, penderitaan? Tak satu pun dalam hidup ini yang sungguh penting
selain dari kita bertumbuh dalam kehidupan Allah. Bersyukurlah kepada Allah
akan pemberian ini.

Doa
Ya Allah, kami amat diteguhkan oleh kenyataan bahwa Engkau hadir dalam diri kami.
Betapa mengagumkan Engkau ya Allah. Engkau datang menjadi salah seorang dari
antara kami. Mampukanlah aku untuk mengarahkan kehendakku seturut rahmatMu
dalam setiap saat hidupku. Amin.


Renungan pribadi / Jawaban atas pertanyaan
Tentang hidup kristiani Santo Petrus mengatakan bahwa Allah
telah menganugerahkan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh karena
mengenal Yesus yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib.
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan janji-janji yang berharga dan sangat
besar supaya kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa
nafsu duniawi yang membinasakan dunia.­­­
Secara harafiah rahmat berarti sesuatu yang bebas dan gratis
Dengan perkataan lain, segala sesuatu diberikan Allah kepada kita.
Bagi saya jalan terbaik untuk melukiskan rahmat adalah Allah
yang mengutus Yesus Kirstus menjadi manusia. Allah mengangkat kita menjadi
anak-anakNya , dan karunia roh Tuhan diberikan kepada kita. Maka rahmat mengacu
kepada relasi kasih antara Allah dan anak-anakNya. Relasi itu dapat menciptakan
suatu perubahan. Karena itu hidup kita sebagai manusia mempunyai kualitas
ilahi  karena peran rahmat Allah.
Secara singkat dapat saya katakan bahwa untuk memperoleh
lebih banyak rahmat, maka saya harus hidup dalam relasi pribadi dengan Allah
dan mengaktualisasikan rahmat, yaitu hidup dalam pertobatan yang terus menerus
dan menerima kasih Allah.
tresitaofs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar