Para malaikat adalah juga pelindung kita.
 Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Sejak masa anak-anak sampai 
pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan
 perlindungan dan doa permohonan” (No. 336).  St.  Basilius (wafat 379) 
menegaskan, “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai 
pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan” (Adversus 
Eunomium, III, 1). Sebagian besar dari kita, semenjak kecil telah 
belajar mendaraskan doa sederhana kepada malaikat pelindung kita, 
“Malaikat Allah, pelindungku tersayang, dengan perantaraan siapa kasih 
Allah dinyatakan kepadaku. Sejak saat ini dampingilah aku, untuk 
menerangi, melindungi, memimpin dan membimbingku.” Sebagian dari para 
kudus dapat melihat malaikat, seperti St Petrus (Kis 12:1-19), atau 
melihat malaikat pelindung mereka, seperti St. Padre Pio dan St.  
Elizabeth dari Hungaria.
Di samping itu, sebagai umat Katolik, 
kita ingat peran penting St Mikhael dalam membela kita melawan setan dan
 kuasa-kuasa jahat. Di penghujung abad ke-19, Paus Leo XIII (wafat 1903)
 mendapat penglihatan yang menubuatkan datangnya abad penderitaan dan 
perang. Dalam penglihatan tersebut, Tuhan mengijinkan setan memilih 
suatu abad di mana ia boleh melancarkan serangan-serangannya yang paling
 dahsyat melawan Gereja. Iblis memilih abad ke-20. Bapa Suci begitu 
tergerak hatinya oleh penglihatan ini hingga beliau menyusun suatu doa 
kepada Malaikat Agung St Mikhael, “Malaikat Agung St. Mikhael, belalah 
kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami dalam melawan segala 
kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah 
menaklukkannya, dan engkau, O panglima balatentara surgawi, dengan kuasa
 Ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di 
seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. Amin.” Selama 
bertahun-tahun, doa ini didaraskan pada akhir Misa Kudus guna 
menumbangkan komunisme. Segenap umat beriman sepatutnya kembali berseru 
memohon pertolongan St Mikhael dalam memberantas kejahatan-kejahat 
dahsyat yang merajalela dalam dunia – aborsi, eutanasia, terorisme, 
pembantaian bangsa-bangsa tertentu, perkawinan sesama jenis, dan lain 
sebagainya.
Sebagai warga Gereja, kita menyadari 
peran serta para malaikat dalam kegiatan liturgi kita. Dalam Misa Kudus,
 pada bagian Prefasi sebelum Doa Syukur Agung, kita menggabungkan diri 
bersama segenap malaikat dan para kudus untuk melambungan madah pujian, 
“Kudus, kudus, kudus….” Dalam Doa Syukur Agung I, imam berdoa, “Allah 
yang Mahakuasa, utuslah malaikat-Mu yang kudus mengantar persembahan ini
 ke altar-Mu yang luhur.” Dalam Aklamasi Akhir Liturgi Pemakaman, imam 
berdoa, “Kiranya para malaikat menghantarmu ke dalam Firdaus; kiranya 
para martir datang menyambutmu dan membawamu ke kota suci, Yerusalem 
baru yang abadi.” Di samping itu, dalam penanggalan liturgi kita 
merayakan Pesta Para Malaikat Agung pada tanggal 29 September dan Pesta 
Para Malaikat Pelindung pada tanggal 2 Oktober.
Dalam doa-doa dan aktivitas harian kita, 
sepatutnyalah kita ingat akan para utusan Allah ini yang oleh karena 
kasih-Nya melindungi hidup kita dari malapetaka dan membimbing kita di 
jalan keselamatan.
sumber :   http://yesaya.indocell.net/id913.htm

Tidak ada komentar:
Posting Komentar