Kamera 1

Selasa, 01 Mei 2012

Mari Berusaha Kaya di Mata Allah



“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15).

Majalah Forbes Rabu (23/11/2011) kembali mengumumkan daftar 40 orang terkaya Indonesia tahun 2011 disertai rincian jumlah kekayaannya. Ketika kucoba cermati daftar itu, sontak dalan hatiku bertanya gimana ya rasanya punya kekayaan puluhan sampai ratusan triliun?

Sederet pertanyaan lanjut pun lantas meluncur dari dalam batinku, “Apa kira-kira yang dipikirkan orang-orang terkaya tersebut setiap harinya? Apakah dengan melimpahnya kekayaan itu lantas sirna pula kekhwatiran dalam hidup mereka? Apakah mereka sungguh-sungguh sudah terjamin dan bahagia hidupnya ? Apakah waktu doa makin banyak karena sudah tidak perlu memikirkan kebutuhan hidup sehari-hari?” Rasa-rasanya hanya mereka yang tahu dan bisa menjawabnya.

Daftar orang terkaya versi Majalah Forbes adalah daftar orang terkaya yang diurutkan dengan menghitung jumlah kekayaan berdasarkan nilai asat-aset seluruh perusahaan atau saham-saham yang dimiliki orang-orang tersebut. Semua adalah nilai dari akumulasi kepemilikan harta yang bersifat duniawi atau harta dunia.

Kaya di mata Allah
Memiliki harta berlimpah tentu menyenangkan. Kita bisa menggunakannya sesuai keinginan kita. Kekayaan melimpah ini bisa menjadi berkat tetapi sebaliknya juga bisa menjerat kita. Harta kekayaan duniawi bukanlah satu-satunya jaminan kebahagiaan dan keselamatan hidup.

Banyak kisah orang kaya yang hidupnya justru tidak tenteram. Seperti misalnya yang diceritakan dalam Lukas 12:13-21. Dalam kitab tersebut disebutkan ada seorang kaya yang selalu berorientasi pada harta kekayaanya dan meletakan jaminan keselamatan pada semua kekayaan yang dimilikinya.

Secara singkat dan jelas, melalui cerita tersebut, Yesus ingin mengingatkan dan mengajak kita untuk tidak meletakkan jaminan dan ketenangan hidup kita pada harta duniawi yang kita miliki, sekaligus mengajak kita untuk terus berjuang menjadi kaya di mata Allah.

Sebenarnya memiliki harta duniawi tidaklah salah atau berdosa, apabila harta kekayaan yang kita miliki sekaligus menjadi berkat untuk orang lain. Bukankah pada hakikatnya kita diberkati untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain yang membutuhkan?

Kita diingatkan agar tetap mempertahankan keseimbangan hidup dengan tetap makin cinta dan dekat pada Allah, bila kita diberi berkat harta berlimpah. Jika tidak, kekayaan yang berlimpah bisa menjerumuskan kita. Kita bisa menjadi tamak karena harta kekayaan duniawi. Harta duniawi bisa membutakan mata hati kita, lalu membawa kita lupa pada Tuhan.

Sungguh tragis bila kita kaya harta duniawi tetapi miskin harta rohani. Maka mari kita saling mengingatkan untuk bekerja bukan semata-mata hanya mencari harta duniawi, tetapi sekaligus juga mencari harta rohani untuk jaminan hidup setelah mati. Karena kaya di mata Allah yang dinilai dari kekayaan rohani dan ketaatan kita pada Allah lebih dari segala-galanya dibanding kaya harta duniawi.

Aku bersyukur
Karena itu, saat aku tetap bersyukur walaupun tidak menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, karena aku diberkati dengan harta kekayaan yang tak ternilai di mataku. Anugerah dalam bentuk kesehatan, anak yang lucu-lucu dan istri cantik yang baik, pasangan hidup yang luar biasa merupakan harta yang luar biasa dari Tuhan.

Aku tidak merasa perlu masuk pada deretan orang terkaya versi majalah Forbes, tetapi aku ingin berusaha masuk dalam deretan daftar nama orang-orang yang kaya di mata Allah dengan menjalankan ajaran-Nya dan terus berjuang agar hidupku menjadi berkat untuk keluarga dan orang-orang lain yang membutuhkan aku.

Sumber: Sesawi.Net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar