Kisah 3 Batang Pohon
by Emmanuel Hongky on Wednesday, 21 December 2011 at 09:37
Alkisah disebuah puncak gunung tumbuhlah 3 batang pohon kecil beserta impiannya masing-masing.
Pohon kecil pertama menerawang ke arah kebintang-bintang dan berkata, “ Saya akan tumbuh menjadi kotak harta karun serta dipenuhi emas dan permata. ”
Pohon kecil kedua memandang ke arah sungai kecil yang mengalir ke laut dan berseru, “ Saya akan menjadi kapal yang termegah di dunia, yang mengarungi samudra yang luas dan membawa raja-raja yang berkuasa. ”
Pohon kecil ketiga melihat kearah kota, dilembah tempat orang-orang sibuk bekerja, “ Saya akan menjadi pohon yang tertinggi di dunia, sehingga orang-orang yang berhenti untuk mengagumi saya harus memandang ke arah surga dan teringat akan Tuhan ! ”
Tahun demi tahun berlalu, dan hujan dan sinar matahari silih berganti bersamaan dengan tumbuhnya 3 batang pohon tersebut.
Penebang pertama memandang kearah pohon pertama dan berkata, pohon ini sungguh sangat indah dan sangat sempurna bagiku. “ dengan sesekali mengayunkan kapaknya yang berkilauan, tumbanglah pohon pertama itu.
“ Sekarang saya akan diolah menjadi kotak perhiasan, saya akan berisi harta yang sangat indah,” Kata pohon kertama.
Penebang pohon kedua memandang ke arah pohon ke dua dan berkata, “ Pohon ini sangat kuat dan sesuai bagiku. “ Dengan sebuah ayunan kapaknya yang berkilauan, robohlah pohon kedua tersebut.
Pohon ketiga merasa jantungnya berhenti berdetak manakala penebang terakhir memandangnya. Dia berdiri tegak dan dengan gagahnya menjulang ke Surga, tetapi dengan tanpa menolehpun, bergumanlah penebang tersebut, “ Pohon apapun sesuai bagi saya. ” Dan tumbanglah pohon ketiga tersebut bersamaan dengan ayunan kapak sang penebang.
Pohon pertama sangat bersuka cita takkala penebang membawanya ke tukang kayu. Tapi apa daya, sang tukang kayu mengolahnya menjadi katak makanan ternak. Pohon yang indah itu bukan berisi emas dan permata, tetapi dipenuhi serbuk gergaji dan diisi dengan jerami untuk makanan ternak.
Pohon kedua tersenyum pada saat penebang tersebut membawanya ke sebuah galangan kapal. Tetapi bukanlah sebuah kapal persiar megah yang dibuat, melainkan sebuah kapal nelayan sederhana yang diolah dari sebuah pohon yang kuat itu. Kapal tersebut terlalu kecil dan lemah untuk mengarungi samudra atau sungai, sebaiknya dibawa ke sebuah danau.
Pohon ketigapun bingung pada saat penebang tersebut mengolahnya menjadi sebatang pilar dan melatakkannya di gudang penyimpanannya.
“ Apa yang terjadi, ” katanya. “ Yang paling saya inginkan hanyalah tinggal di puncak gunung dan mengarah ke Tuhan ! ”
Hari demi hari berlalu, siang dan malam silih berganti. Ketiga pohon itupun telah hampir melupakan impian mereka.
Tetapi suatu malam, cahaya bintang keemasan menyinari pohon pertama manakalah seorang ibu muda membaringkan bayinya yang baru lahir ke dalam palungan tersebut.
“ Seandainya saya bisa membuatkan palungan bagi bayi-Nya, ” bisik sang suami. Wanita tersebut menyentuh lengan suaminya dan tersenyum memandangi kayu yang kuat dan halus tersebut, yang berkilau diterpa sinar bintang dan berkata, “ Palungan ini sangat indah ! ”
Pada saat itu pula pohon pertama tersebut menyadari bahwa ia sedang memegang harta terbesar di dunia.
Suatu senja, seorang penggembara yang letih beserta rombongan teman-Nya berduyun-duyun menaiki sebuah perahu nelayan tua. Sang penggembarapun jatuh tidur terlelap pada saat pohon kedua berlayar dengan tenaga ke danau.
Tiba-tiba datanglah topan dan badai. Pohon kecil tersebut menjadi takut, karena ia tahu ia tidak cukup kuat untuk membawa sedemikan banyak penumpang mengarungi hujan dan badai tersebut dengan aman.
Penggembara yang ternyatalelaki muda itupun terbangun, berdiri dan merentangkan kedua belah tangan-Nya sraya berkata, “ Tenaglah ! ” Dan badaipun segala berlalu. Pada saat itu, pohon kedua menyadari bahwa ia sedang mebawa Raja atas langit dan bumi.
Pada suatu Jum’at pagi, pohon ketigapun tertegun tak kala ia dibawa dari tumpukkan kayu tersebut. Diapun menciut pada saat digotongmelewati massa yang mengamuk. Dan semakin bergetarlah ia takkala para prajurit memakukan tangan seorang lelaki ke dirinya. Ia merasa dirinya menjadi begitu buruk, kasar dan tajam.
Tetapi pada hari Minggu pagi, pada saat sang surya terbit dan dunia bersuka cita, pohon ketiga tersebut menyadari bahwa kasih Tuhan telah mengubah segalanya. Tuhan telah menjadikan pohon tersebut kokoh dan semua orang yang mengenang pohon tersebut akan teringat pada Tuhan !
Bukankah itu lebih berarti dari pada menjadi pohon tertinggi di dunia ?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar