ORDO FRANSISKUS SEKULER “OFS” REGIO KALIMANTAN
HIDUP DALAM PERSAUDARAAN OFS
MENJADIKAN SAYA (KITA)
MAKIN MENGENAL DAN MENCINTAI YESUS KRISTUS
MAKIN MENGENAL DAN MENCINTAI YESUS KRISTUS
Oleh P. Yan Ladju OFM. Yogyakarta
Dan di Refisi oleh
P. Innosensius Sialim, OFM.Cap. Pontianak
1. Pendahuluan.
Sangat baik, kalau saudara-saudari pahami kata OFS.
Kita ambil kata terakhir S=Sekular:
artinya dunia
Kenyataan bahwa kita hidup di tengah dunia,
yang dinamis, bergerak dan berjalan,
dstnya.
Karena kita bekerja
Menjalankan tugas
Menghidupi
keluarga
Bergaul dalam
masyarakat luas.
Beda dengan biarawan-i dan klerus
mereka hidup dalam "dunia" sendiri.
Hidup dalam menempaan Roh (Rohani), tapi
tinggal dalam dunia.
>>>Satu sisi mereka hares keras terhadap
hidup dengan kenyataan tantangan dunia, sisi lain mereka juga berjuang untuk
menyesuaikan diri agar selaras dengan jalannya kehidupan dunia (jangan disebut
ketinggaian jaman). Itulah sebabnya ada konsevatif dan modernisasi.
Kata kedua F = Fransiskan, suatu
proses menimba semangat St. Fransiskus Assisi. Fransiskus mau hidup seutuhnya untuk Tuhan dengan menepati Injil suci, Tuhan
kita Yesus Kristus.
Catatan: Fransiskus
tidak memisahkan diri dari dunia,
Namun tidak menyesuaikan diri dengan dunia, bahkan mau mengalahkan
"keduniawian" : tinggalkan segala keserahkan ayahnya.
Kesobongan masa mudanya, yang gagah perkasa.
Gengsinya, dengan merangkul orang kusta dan miskin.
Kata ketiga, O =Ordo, artinya suatu
persekutuan/serikat
Di sini ada hubungan batin satu sama lain.
>>> Maka tidak sama dengan organisasi!
Hubungan lahir yang nampak, yang
penting aktif.
Jadi, kalau saya anggota OFS, berati saya salah satu dari sekian orang
yang hidup dalam persekutuan, yang selalu ada keterikatan batin dan komunikasi
(saling memahami, saling mengisi dan saling
mengoreksi). Saya bukan dan tidak hadir dalam persekutuan karena aturan dan kewajiban (apanya beda dengan organisasi?).
Hubungan batin dan hidup dalam persaudaraan ini membantu saya hidup
lebih dari biasanya di tengah dunia (masyarakat, lingkungan) khususnya dalam
keluarga lahiriah saya.
Dengan demikian, mestinya cara hidup ini
menjadikan saya (kita) untuk lebih mengenal Yesus Kristus yang sebenamya, yang
hidup dan yang saya percaya. Maka, akan membuat saya (kita) semakin mencintai Dia dalam seluruh hidup
kita.
Inilah
gambaran umum tentang terma kita. Selanjutnya akan kita renungkan pengalaman
lebih jauh dari Santo Petrus, agar kita bisa belajar dari pengalaman ini
sebagai perjalanan mengenal dan
mencintai Yesus Kristus.
OFS dalam
GEREJA
Kita semua mengerti
apa itu OFS, sekarang apa itu GEREJA?
Gereja dimengerti
banyak orang sebagai sebuah bangunan yang berbentuk khas, sebagai tempat ibadat,
berkumpul umat beriman pada Yesus Kristus.
Tetapi, Gereja harus
dimengerti lebih dari sekedar sebuah bangunan, yang unik, khas, menarik, dll.
>>>>>Yakni suatu persekutuan,
perhimpunan, persatuan, perkumpulan orang-orang yang percaya (dibaptis) pada
Yesus kristus, memuji dan morouliahan Tuhan dalam ibadat
Kita semua telah
dibaptis, mengakui diri percaya pada Yesus Kristus....
OFS, juga
orang-orang yang termasuk di dalamnya, telah dibaptis, kita GEREJA!
Tugas utama kita
semua sama: Menjadi IMAM, NABI dan RAJA.
Namun, balk sekali kalau kita mengerti lingkaran
alam gereja, sesuai dengan penyataan Paulus bahwa kita semua adalah anggota
Tubuh Kristus, masing-masing mempunyai fungsinya.
1 Korintus
12:1-31
“Sekarang tentang
karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui
kebenarannya. Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu
tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Karena itu aku mau
meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah,
dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang
dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada
rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu
Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang
mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang
Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain
Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.Kepada yang
seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan
mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada
yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang
dikehendaki-Nya. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi
satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak
terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: "Karena aku
bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk
tubuh? Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh
seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah
telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota,
masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang
dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat
berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala
tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling
dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita
kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap
anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu
tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun
tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia
diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh,
tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita,
semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut
bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya. Dan Allah telah menetapkan
beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga
sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan
mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk
berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau
pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk
berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia
yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk
bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan;
dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi
jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun
aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku
untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada
faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia
tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan;
nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab
pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang
tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata
seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti
kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat
kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku
hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan
sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini,
yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah
kasih. Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia
Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa
roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada
seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang
rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia
membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh,
ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari
pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari
pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga
menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Jadi, saudara-saudara, jika aku
datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu,
jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau
nubuat atau pengajaran? Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi
yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi—bagaimanakah orang dapat mengetahui
lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak
mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi
yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? Demikianlah juga
kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan
kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan?
Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! Ada banyak—entah berapa
banyak—macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya
yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Tetapi jika aku tidak mengetahui arti
bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia
orang asing bagiku. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk
memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu
berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Karena itu siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan
juga karunia untuk menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh,
maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah
yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga
dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan
menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. Sebab, jika engkau mengucap syukur
dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat
mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu
apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik,
tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. Aku mengucap syukur kepada Allah,
bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Tetapi
dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat
dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan
bahasa roh. Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam
pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam
pemikiranmu! Dalam hukum Taurat ada tertulis: "Oleh orang-orang yang
mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara
kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman
Tuhan." Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang
beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk
bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk
orang yang beriman. Jadi, kalau seluruh
Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh,
lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah
akan mereka katakan, bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk
orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan
diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan
menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku:
"Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu." Jadi bagaimana sekarang,
saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang
mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau
penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa
roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang
berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang,
seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika
tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam
pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada
Allah. Tentang nabi-nabi—baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata
dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. Tetapi jika seorang lain yang
duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri.
Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua
dapat belajar dan beroleh kekuatan.
Dalam lingkaran
GEREJA terdapat Klerus (tertahbis-masuk dalam hirarki) dan Laikus
(biasa/awam),
biasa disebut awam -
dan awam religius, yaitu biarawan-i (Tak tertahbis).
OFS berada dimana?
OFS adalah persekutuan kaum pria
dan wanita yang dalam hidup sehari-hari balk di rumah maupun di luar rumah,
bercita-cita menghayati Injil suci Tuhan kita Yesus Kristus, meniru teladan, semangat dan ajaran St.
Fransiskus.
Jadi, mereka tidak ada jabatan
khusus dalam gereja, karena tidak ditahbiskan, sama dengan biarawan-i dan awam lainnya.
OFS hanya punya tugas
khusus dalam sejarah gereja kalangan Fransiskan, yakni turut aktif dalam melayani dan membantu paroki
setempat.
Karena paroki tempat kita tinggal
telah menebarkan jalanya", menangkap banyak ikan, apakah kita tidak
datang dengan perahu kita (OFS) untuk membantu mengatasi jala yang mulai koyak karena banyaknya ikan?
Kita lihat sebentar, masih ada sesuatu yang
menarik dari pengalaman Simon petrus dengan
"menebarkan jala “
>>>karena
sangat nyata bahwa hal itu menyebabkan PERTUMBUHAN IMAM.
Sebelum menebarkan
jala, Petrus berkata:
“ Guru, telafi
sepanjang malam kami 6ekerja keras dan kami tidakmenangkap apa-apa ..... ”
Tetapi, sesudah
pedstiwa menakjubkan; Simon berubah berkata:
"Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini
seorang berdosa.”
Pakai kata:
Tuhan->menunjukkan ketidak berdayaan manusiawi,Tuhan mahakuasa, mahabesar,
dan mahabaik. Simon Petrus spontan bertumbuh dalam iman, karena menyebabkan
perubahan dalam dirinya, dengan pengakuan Guru-> Tuhan!
Apa itu Ordo Fransiskan Sekulir (OFS)?
Ordo Fransiskan Awam, dalam catatan AD pada halaman 27 disebut ORDO
FRANCISCANUS SAEKULARIS, yang disingkat OFS. Disebut juga FRATERNITAS
FRANCISCANUS atau TERTIUS ORDO FRANCISCANUS disingkat TOF.
Sejak Ordo Fransiskan Sekulir (dulu dikenal sebagai Ordo Ketiga Awam
Fransiskan) muncul di Yogyakarta tahun 1983 yang lalu, dari mana-mana telah
muncul macam-macam pertanyaan. Ada yang sekedar ingin tahu, tetapi banyak pula
diajukan oleh orang-orang yang memang berminat menjadi anggota ordo Awam
Fransiskan.
Maka kami menyusun katekismus sederhana di bawah ini, dengan bermaksud
untuk menanggapi kebutuhan tersebut di atas. Mudah-mudahan dengan membacanya,
semakin mengenal Ordo Fransiskan Sekulir (OFS) dan semakin mencintainya.
Bentuk bahan yang disampaikan di sini adalah bentuk katakismus dalam
corak “sederhana” agar mudah dipahami.
Dalam tahap ini, hanya disajikan 10 pertanyaan yang nantinya akan
disusul dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
1.Apa itu Ordo Fransiskan Sekulir?
·
Ordo
Fransiskan Sekulir adalah
suatu persekutuan kaum awam, pria dan wanita, yang dalam hidupnya sehari-hari
baik di rumah maupun di luar rumah, bercita-cita menghayati Injil Suci Tuhan
kita Yesus Kristus, meniru teladan, semangat dan ajaran St. Fransiskus dari
Assisi.
·
Para anggota adalah orang-orang awam. Mereka bukan imam,
bukan biarawan atau biarawati. Karena itu mereka tetap hidup di tengah
masyarakat, bekerja dan mencari nafka seperti anggota masyarakat lainnya.
·
Tetapi
seorang anggota Ordo Fransiskan Sekulir mempunyai cita-cita istimewa,
yaitu: berusaha agar dalam hidupnya sehari-hari, baik di rumah maupun di tempat
kerjanya, mempraktekan ajaran-ajaran Injil.
·
Seorang
anggota Ordo Fransiskan Sekulir juga selalu berusaha meniru semangat dan
cara hidup St. Fransiskus dari Assisi,
yang dengan hati riang mengikuti jejak Tuhan Yesus.
·
Karena
itu, seperti St. Fransiskus, anggota Ordo Fransiskan Sekulir selalu
akrab dengan Injil.
2.Dari mans asal-usul Ordo Fransiskan Sekulir dan
siapa pendirinya?
·
Ordo
Fransiskan Sekulir berasal
dari St. Fransiskus dari Assisi.
Dialah yang mendirikannya. Orang suci ini lahir di kota Assisi, Italia, tahun 1182 clan meninggal
dunia pada tanggal 3 Oktober (sore) 1226.
·
Pada
waktu St. Fransiskus mendirikan ordonya, ada begitu banyak orang yang ingin
mengikuti jejaknya. Tetapi tentu saja tidak semua bisa bergabung dengan
Fransiskus. Misalnya orang-orang yang sudah berkeluarga atau orang-orang yang
tidak dapat meninggalkan pekerjaannya.
·
Walaupun
tidak dapat bergabung dengan Fransiskus, mereka tetap berusaha meminta
bimbingan dan petunjuknya. Dengan senang hati St. Fransiskus menanggapinya dan
ia membantu orang-orang itu dengan nasihat-nasihat yang berguna yang
disampaikannya melalui kotbah, melalui surat-surat dan terutama melalui teladan
hidupnya sendiri.
·
St. Fransiskus
terutama mengajak mereka agar bertobat, meninggalkan dosa-dosa dan kembali
kepada Allah. la juga mengajak mereka agar menghargai Injil, menghormati
sakramen-sakramen, setia kepada Pimpinan Gereja dan terutama agar terus menerus
berdoa dan memuliakan Allah dan mencintai dan bersaudara dengan siapapun juga.
3.Apa tujuan Ordo
Fransiskan Sekulir clan apa tugas-tugas anggota-anggotanya?
·
Tujuan
Ordo Fransiskan Sekulir ialah mengejar cita-cita dasar setiap orang
Kristen, yaitu mengejar kesempurnaan injil.
·
Setiap
orang kristen ingin berpegang pada Injil, ingin menjalankan perintah-perintah
serta nasehat Yesus dalam InjilNya. Tetapi bagi pengikut Ordo Fransiskan
Sekulir, yang mau dikejar bukan hanya itu. Yang ingin dicapai adalah hasil
yang setinggi-tingginya yakni hidup menurut Injil itu seluruhnya.
·
Karena
itu seorang anggota Ordo Fransiskan Sekulir tidak bisa lepas dari cara
hidup seluruh pribadi Yesus Kristus yang termuat di dalam Injil tersebut, sebab
begitulah yang dikehendaki St. Fransiskus.
·
Seorang
anggota Ordo Fransiskan Sekulir
mesti berusaha "meniru Kristus", berusaha"menjadi seperti
Kristus", berusaha untuk mencapai kesatuan dan persatuan yang mesra dengan
Kristus", sehingga kata-kata St. Paulus: "bukan lagi aku, tetapi
Kristuslah yang hidup dalam aku" (Gal 2:20)
·
Maka
tugas setiap anggota ialah: mempelajari, merenungkan dan mempraktekkan Injil,
agar dapat mengenal Yesus Kristus. Bile sudah dikenal, dengan sendirinya juga
dicintai.
4.Siapa saiakah yang boleh
menjadi anggota dan apa syarat-syaratnya?
·
Pada
dasamya siapa saja boleh menjadi anggota, asalkan sudah dibaptis dan bersedia
menghayati semangat Fransiskan.
·
Sejak
zaman Fransiskus, ordo Awam selalu bersedia menerima siapapun juga, baik pria
maupun wanita tanpa membedakan umur, pangkat atau asal-usul.
·
Tentu
saja lebih bermanfaatlah, kalau dibagi menurut kelompok umur (kelompok anakanak,
ada kelompok remaja, kelompok muda-mudi, dan kelompok orang tua). Namun,
pembagian tersebut adalah semata-mata untuk memudahkan pembicaraan, bukan untuk
memisahkan anggota.
·
Tetapi
tentu saja Ordo Fransiskan Sekulir
tidak dapat begitu saja menerima semua orang. Maka perlu ada masa
perkenalan dan masa percobaan sebelum menjadi anggota resmi. Kalau temyata ia
bersungguh-sungguh dan bersedia mengikuti acara-acara pembinaan, maka ia dapat
menjadi anggota penuh.
5.Apakah setiap orang/berminat langsung dapat menjadi
anggota? Bagaimana tahap-tahapnya?
·
Pendidikan
formal anggota OFS tercatat sangat variatif yakni dari pendidikan SD
hingga PT. Sedangkan karya-karya yang dimiliki oleh setiap anggota juga sangat
variatif diantaranya : ibu rumah tangga, buruh rendahan, buruh pabrik, karyawan
swasta dan negri dari tingkat bawah-menengah, dokter, dosen, petani, guru,
wiraswasta, dan pensiunan
·
Sebelum
menjadi anggota, seseorang biasanya diberi kesempatan untuk melihat situasi. la
boleh mengikuti acara-acara umum, sebagai peninjau. Sila merasa cocok, ia dapat
diterima sebagai "calon resmi". Masa peninjauan ini biasanya
berlangsung paling kurang 6 bulan.
·
Setelah
itu, mulailah tahap resmi, yaitu: Tahun Postulan, atau Tahap Inisiasi. Pada
tahun ini, calon mulai dihitung sebagai anggota. Karena itu ia diterima dalam
upacara sambil menerima salib Tau. Masa postulan
berlangsung paling kurang satu tahun. Tahap kedua adalah tahap Novisiat:
disebut juga tahap pembinaan intensip. Berlangsung paling kurang satu tahun.
Tahap ketiga adalah tahap Profesi/Kaul Kekal. Selesai masa Novis anggota
diijinkan mengucapkan kaul/pra setia/profesi. Baik untuk sementara / 3 tahun
maupun profesi kekal. Jadi tidak semua orang yang berminat dengan sendirinya
menjadi anggota. la harus "lulus" dan dianggap pantas oleh para
pembina setempat.
6.Apakah ada suatu pedoman hidup atau peraturan khusus
untuk Ordo Fransiskan Sekulir? Dan bagaimana pelaksanakannya?
·
Pedoman
hidup Ordo Fransiskan Sekulir
adalah "Anggaran Dasar" (AD) yang disahkan oleh paus di Roma.
Di dalam Anggaran Dasar itu ditentukan dasar-dasar utama yang harus menjiwai
dan menjadi pedoman kehidupan mereka sebagai awam.
·
Selain
Anggaran Dasar, ada Konstitusi umum. Konstitusi umum memberikan perincian lebih
jauh atas apa yang termuat di dalam AD. Karena itu, Konstitusi umum tidak dapat
dipisahkan dari AD.
·
Lalu,
masih ada Statuta yang termuat ketentuan-ketentuan dan petunjuk-petunjuk lebih
terperinci mengenai kegiatan sehari-hari sesuai dengan keadaan setempat dan
kedudukan para anggota.
·
Melihat
hal-hal di atas, maka jelaslah bahwa ada hubungan erat antara AD, Konstitusi
umum dan Statuta. Para anggota diharapkan
mempelajarinya seksama dan sepenuh hati, agar cara hidupnya semakin hari
semakin sesuai dengan yang diharapkan.
7.Apakah ada doa-doa
khusus yang harus diucapkan setiap hari?
·
Sebagai
orang kristen, setiap anggota Ordo Fransiskan Sekulir tentu saja juga rajin berdoa. Bagi anggota
ini ada macam-macam kemungkinan. Misalnya membaca dan merenungkan Kitab Suci,
melakukan Doa Ofisi (lbadat Harian), berdoa rosario, mengucapkan doa-doa tertentu pada
waktunya. Doa-doa tersebut dapat diatur bergiliran/bergantian, sesuai dengan
waktu yang ada.
·
Tetapi
yang sangat dianjurkan oleh Gereja adalah membaca serta merenungkan Kitab Suci
secara tetap dan melakukan doa ofisi setiap hari, khususnya ibadat pagi dan
ibadat sore.
·
Dalam
doa-doanya, anggota Ordo Fransiskan Sekulir terutama harus memperhatikan
hal-hal berikut: memuji dan memuliakan Tuhan karna kasihNya lewat Yesus
kristus dan Roh Kudus; meyembah dan bersyukur kepadaNya atas segala sesuatu
yang telah kita terima setiap hari; mohon rahmat dan kasihNya bagi orang-orang
yang telah meninggal.
8.Apakah seorang anggota Ordo Fransiskan Sekulir boleh
menjadi anggota persekutuan awam lain dalam paroki, misalnya Legio Maria, Dewan
paroki, Wanita katolik, Mudika dsb?
·
Tentu
saja boleh. Dalam hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan Gereja atau
paroki, para anggota Ordo Fransiskan Sekulir justru diharapkan menjadi pelopor, sebab
sebagai pengikut St. Fransiskus mereka adalah pelayan dan abdi Gereja/Umat.
·
Lain
halnya kalau sebagai Ordo Fransiskan Sekulir sekaligus juga mau menjadi anggota
ordo atau kongregasi lain. Untuk itu ada peraturannya.
·
Kalau
dalam hal-hal yang biasa, misalnya menghias gereja, memimpin doa kelompok,
mengajar agama, membantu pastor mengunjungi orang yang sakit dsb-maka tidak ada
soal; malahan hal-hal itu sangat dianjurkan.
9.Apakah ada tanda
pengenal khusus anggota Ordo Fransiskan Sekulir ?
·
Setiap
ordo, tentu mempunyai tanda pengenal khusus. Jubah misalnya, adalah tanda
pengenal khusus untuk para rohaniwan/wati.
·
Ordo
Fransiskan Sekulir juga mempunyai tanda pengenal khusus. Di
beberapa Negara ada yang memakai jubah. Ada
pula yang memakai salib Tau dan tali.
·
Di
Indonesia, kita memakai salib Tau melambangkan pertobatan.
Dan Salib Tau ini yang berbentuk T mempunyai kisah
tersendiri dan dapat di baca pada Kitab Yehezkiel 8:1-11.
Lalu aku mendengar Dia
berseru dengan suara yang nyaring: "Maju ke mari, hai, yang harus
menjalankan hukuman atas kota
ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang
laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing
dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian
lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri
di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat
dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia
memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di
sisinya. Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan
tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala
perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."
Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah
dia dari belakang melalui kota
itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas
kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan
perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai
dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat
kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada
di hadapan Bait Suci. Kemudian
firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah
pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka
pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Sedang mereka
memukuli orang-orang sampai mati—waktu itu aku tinggal di belakang—aku sujud
dan berseru, kataku: "Aduh, Tuhan ALLAH, apakah Engkau memusnahkan seluruh
sisa Israel
di dalam mencurahkan amarah-Mu atas Yerusalem?" Jawab-Nya kepadaku:
"Kesalahan kaum Israel
dan Yehuda sangat banyak, sehingga tanah ini penuh hutang darah dan kota ini
penuh ketidakadilan; sebab mereka berkata: TUHAN sudah meninggalkan tanah ini
dan TUHAN tidak melihatnya. Karena itu Aku juga tidak akan merasa sayang dan
tidak akan kenal belas kasihan; kelakuan mereka akan Kutimpakan atas kepala
mereka." Lihat, orang yang berpakaian lenan itu dan yang mempunyai alat
penulis di sisinya memberikan laporan, katanya: "Aku sudah kerjakan
seperti Engkau perintahkan kepadaku."
10. Karya-Karyanya
·
Secara
melembaga untuk OFS di Indonesia masih dalam rangka mencari bentuk.
Sebagai contoh di Regio Irian mereka berkebun dan beternak, Regio Jawa sekolah
dan karya-karya Kerasulan, Regio Sumatra dan NTT maupun Kalimantan dengan
karya-karya Kerasulannya. Sedangkan secara individu seperti doa Offisi,
mendoakan Pastor Paroki, dan Uskup-nya merupakan suatu kewajiban yang harus
dilakukan. Didorong oleh semangat gereja San Damiano maka setiap anggota OFS
harus aktif ambit bagian kegiatan di wilayah maupun di Parokinya.
·
Masih
dimungkinkan karya-karya lain yang dilakukan di Singapura, Philipina dan
negara-negara lain adalah : Rumah Sakit, Sekolah, Rumah Retret dan lain-lan.
11. Bagaimana Kisah Ordo Fransiskan Sekulir di kota Pontianak ?
·
Sejak
tahun 1993 Propinsial Ordo Kapusin mengumpulkan sejumlah awam untuk memperkenal
cara hidup ordo awam dengan semangat Fransiskan. Awalnya ada sekitar 80 orang
awam bergabung. Namun dalam perjalanan, dengan berbagai alasan baik dari pihak
'pembina maupun anggota, yang datang dan pergi karena tugas, perpindahan, sakit
dll. Anggota sempat hanya tinggal sepasang suami istri. Namun dalam pembentukan
kedua yang diawali dengan retret pada tahun 1997 bergabunglah anggota baru
sekitar 40 orang. Ini pun tidak mulus, anggota pelan-pelan berkurang karena
mutasi tugas dan, perpindahan. Meskipun demikian, yang bertahan sampai tahun
2001 sekitar 11 orang yang tetap setia, sampai akhirnya mendapat pembinaan
intensif dan lebih banyaknya kegiatan rutin, membuat anggota mulai semangat
kembali. Bahkan sejak tahun 2005 anggota pelan-pelan bertambah dan setia.
Akhirnya, Puji Tuhan sejak Tanggal 27 Juli 2008 lalu anggota Ordo Fransiskan
Sekulir telah mengembangkan sayapnya menjadi 3 komunitas di kota Pontianak
ini, Yakni Komunitas St. Conradus (di
wilayah Kota Baru dan sekitamya), Komunitas Padre Pio (di wilayah Paroki
St. Sesilia dan sekitamya), dan Komunitas St. Conradus (di wilayah
Paroki St. Agustinus Sungau Raya dan sekitanya) yang sekarang diganti dengan
Komunitas. St Ludovikus IX, Raja, Sedangkan Sta. Elisabeth
Hongaria dipakai menjadi Nama Pelindung Regio Kalimantan. Dan Sekarang sedang dibentuk
Komunitas di Wilayah Singkawang yang beranggotakan lebih dari 10 orang dan
masih menginduk pada Komunitas St. Conradus. Dan masih banyak lagi Wilayah dan
Daerah yang akan menjadi pembentukan embrio-embrio yang baru.
·
Meskipun
telah dibagi dalam 3 komunitas, pertemuan rutin tetap dilaksanakan bersama-sama
2 kali sekali dalam sebulan, yakni pada minggu pertama dalam bulan di Paroki
St. Sesilia pkl. 10.00 s/d pkl.13.00. Dan Pertemuan rutin persaudaraan secara
bergiliran dari rumah ke rumah anggota ordo, pada minggu ketiga dalam bulan,
pkl. 10.00 s/d pkl. 13.00.
·
Sedangkan
pada setiap hari Jumat pkl. 19.00 s/d pkl. 20.00 (selesai misa sore Jumat),
kecuali Jumat pertama dalam bulan, ada pertemuan pelajaran bagi anggota
inisiasi dan simpatisan. Untuk sementara pertemuan pelajaran bagi anggota
inisiasi dan simpatisan di tiadakan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Anda berminat? Silahkan datang dan bergabunglah dengan kami. Tuhan pasti akan
menyertai Anda dengan berkat-Nya! Selamat Datang ……………
SEKILAS TENTANG OFS
Tambahan:
OFS (Ordo Fransiskan Sekular)
OFS adalah satu bagian
dari Ordo Kaum Pentobat yang secara definitif berdiri pada tahun 1217 atas
inisiatif kaum awam dan religius non Fransiskan yang ingin menghayati Injil
secara murni dan konsekwen seturut semangat dan teladan St. Fansiskus Asisi.
Hal ini dilatar belakangi oleh kecintaan mereka akan Gereja Katolik yang saat
itu sedang mengalami goncangan karena berbagai penyimpangan kearah
sekularisasi.
Teladan St. Fransiskus
dari Asisi ini ternyata sungguh memberikan semangat bagi banyak Umat untuk turut
serta sehingga kelompok ini berkembang cukup pesat, melebihi Ordo Pertama.
Kenyataan bahwa peranan kaum awam itu berhasil mengangkat kembali Citra Gereja
Katolik, maka Gereja bersama abdinya St. Fransiskus Asisi memberikan restu dan
berkat dengan memberikan pedoman serta Anggaran Dasar bagi Ordo ini.
OFS (Ordo Fransiskan
Sekular),seperti juga Ordo dan tarekat Fransiskan Religius lainnya merupakan
satu keluarga besar yang lahir dari semangat yang sama, yaitu semangat Injil
seturut teladan St. Fransiskus Asisi. Keluarga Fransiskan mewartakan Injil
Kristus lebih dengan CARA HIDUP dari pada kerasulan
umumnya. Setiap pengikut St. Fransiskus Asisi, termasuk OFS dituntut untuk
senantiasa menghayati Persaudaraan Injili, hidup bersahaja dan sederhana,
rendah hati, mencintai kelestariaan alam serta cinta akan kedamaiaan, dalam
kesehariaannya di manapun mereka berada.
Keanggotaan dan syarat menjadi anggota OFS
Hingga saat ini, setelah
lebih kurang 850 tahun kehadiratnya, OFS telah beranggotakan sekitar satu juta
orang di seluruh dunia. Di Indonesia sejak dirintis pada tahun 1987 hingga kini
sudah berjumlah sekitar 200 orang (data tahun 1995), diantaranya 70 orang akan
mengikrarkan Kaul Seumur Hidup pada 17 November 1995 di Semarang.
Yang dapat diterima
sebagai anggota OFS adalah semua umat beriman Katolik, sekurang-kurangnya telah
aktif sebagai warga Gereja selama tiga tahun dan sudah menerima Sakramen
Krisma. Usia 18 tahun ke atas, pria maupun wanita. Boleh berkeluarga maupun
lajang yang kesehariaannya tetap hidup di tengah masyarakat dan menekuni
berbagai bidang karya kehidupan profan, serta mampu dan setia pada tugas
panggilannya. Sebelum diterima sebagai anggota, para peminat terlebih dulu
mengikuti tahap pengenalan selama 6 sampai 12 bulan.
Cara Pendampingan dan cara masuk ke dalam
OFS
Seseorang yang berminat
tidak dengan sendirinya langsung diterima menjadi anggota. Sebelum diterima
sebagai anggota, seorang peminat terlebih dahulu mengikuti masa pengenalan
selama 6 sampai 12 bulan aktif. Pada tahap ini, calon diberikan kesempatan
untuk mengenal panggilannya dalam Gereja dengan lebih terang dan memeriksa apakah
CARA HIDUP Fransiskan sesuai dengan dirinya. Setelah itu calon mengajukan
permohonan tertulis kepada Dewan OFS setempat untuk selanjutnya menjalani
pembinaan intensif yang disebut Masa Postulat (Persiapan).
Masa POSTULAT berlangsung secara bersama selama 12 bulan atau lebih
sesuai dengan kesiapan masing-masing anggota. Pada masa ini, anggota dibimbing
dan diarahkan untuk mengenal sejarah, tujuan, cara hidup serta keadaan OFS
termasuk didalamnya keluarga besar Fransiskan. Bila anggota sudah merasa siap,
maka ia dapat mengajukan permohonan ke tahap berikut kepada Dewan setempat.
Dewan berkewajiban menentukan permohonan tersebut diterima atau belum, setelah
berkonsultasi dengan pembina / pendamping rohani.
Masa Novisiat ( Masa
Selektif) berlangsung selama 1 tahun. Tahap ini dimaksud untuk menghantar
anggota ke dalam Hidup Injili Fransiskan melalui instruksi tentang Anggaran
Dasar dan Spiritualitas Ordo serta aktifitas persaudaraannya. Pada Akhir
Novisiat ini, setiap anggota diharapkan sudah mampu menyatakan dirinya untuk
melaksanakan panggilan Fransiskan dengan mengucapkan PRASETYA atau KAUL Sementara.
Untuk itu juga, yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan pada Dewan.
Permohonan KAUL KEKAL (Seumur Hidup) akan
diterimakan setelah sekurangnya 3 tahun Kaul Sementara.
Hubungan Kekeluargaan Fransiskan
Sampai sekarang jumlah
anggota Ordo yang tergabung dalam keluarga besar Fransiskan merupakan yang
terbesar di dunia dibandingkan Ordo lainnya. Perkembangan cukup pesat dalam
Ordo justru sangat didukung oleh keberadaan OFS yang jumlahnya masih ada
puluhan tarekat religius yang juga melihat St. Fransiskus Asisi sebagai Bapa
Rohani mereka.
Keluarga Besar Ordo
Fransiskan terdiri dari:
1.
Ordo
Pertama Pria,
berkembang
mulai tahun 1209 yang kemudian mengembangkan diri menjadi 3 persaudaraan,
yaitu:
a)
OFM
Obsevant (OFM) tahun 1517.
b)
OFM
Conventual.
c)
OFM
Cap tahun 1528.
2.
Ordo
Kedua Santa Clara dari Asisi, berkembang sejak tahun 1211.
3.
Ordo
Ketiga, mulai berkembang tahun 1210, terdiri dari:
a)
Reguler:
Untuk Pria/Wanita yang hidup dalam tarekat Religius.
b)
Sekular: Untuk Kaum Awam Pria/Wanita non
Biarawan/wati.
Info lebih lanjut bisa di
lihat pada:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar