Kamera 1

Kamis, 12 Januari 2012

Selingan Sore: "JERITAN HATI SEORANG ROMO/PASTOR MUDA"

Selingan Sore: "JERITAN HATI SEORANG ROMO/PASTOR MUDA"

Seorang adik kelasku mengirim pesan kepadaku, katanya;


"Kaka, gimana kabar? Aku bersyukur sekarang telah menjadi seorang romo di paroki. Rasanya semua yang kurindukan telah kugapai, walaupun aku setiap saat menyadari bahwa perjuangan untuk menjadi imam yang baik itu takan pernah berhenti sampai hayat dikandung badan.


Izinkanlah aku mengatakan yang satu ini kepada kaka; Menjadi romo yang masih muda apalagi dengan wajah yang tampan dan punya keahlian menyanyi sungguh membuatku merasa bangga diri setiap saat bertemu dengan umat. Yang tua datang dengan nasehat, yang muda selalu merindukanku, dan anak-anak selalu mendekat. Meskipun demikian, jauh di kedalam hatiku, aku selalu menjerit untuk yang satu ini;

Kalau aku memeluk umat yang sudah tua atau anak-anak, umatku mengatakan; Wow, betapa kasih romo itu kepada umatnya....

Kalau aku memeluk yang masih muda, umatku mengeritikku dengan mengatakan; seorang romo koq begitu tingkah lakunya?
Kalau bapa uskup atau romo tua memeluk umatnya, yang lain mengatakan, sungguh uskup dan imam tua itu memiliki hati seorang gembala....
Kalau aku yang memeluk pribadi yang sama, mereka akan mengatakan, itu perbuatan yang tidak pantas sebagai seorang romo.

Aku hanya menjawab adikku itu;


"Semoga ade dikuatkan dalam setiap deritamu sebagai seorang imam muda. Umat mencintai kita dengan cara-cara yang kadang kita sendiri tidak mengerti.


Ingatlah bahwa bukan mereka yang memanggilmu menjadi imam, melainkan Yesuslah yang memanggilmu menjadi imam-Nya.


Akan tetapi, Yesus memanggilmu untuk menjadi imam/pastor untuk umat dan bukan untuk dirimu sendiri.


St. Yohanes Maria Vianey mengatakan sesuatu yang indah tentang imamat kita; "Aku ditahbiskan bukan untuk diriku sendiri, melainkan untuk umat."


Kalau demikian, apa artinya imamat kita kalau tanpa pelayanan yang tuntas dan total kepada umat kita? Disinilah kita dipanggil untuk mengorbankan diri sama seperti Yesus, Sang Gembala Agung, Yang telah mengorbankan Diri-Nya untuk engkau dan aku sebagai imam-Nya.


Pesanku kepadamu sebagai saudaraku; "Di tengah kelemahan dan kerapuhan para imammu saat ini, sisipkanlah seuntai doa untuk kami. Kami sungguh membutuhkan doa-doamu agar hidup dan diri kami dapat dikuduskan, sehingga kamipun mampu menguduskan umat yang dipercayakan kepada pelayanan kami lewat tutur kata, serta sikap dan tingka laku kami setiap saat. Kami membutuhkan kiritikmu untuk kebaikan tapi hanya dengan doa-doamu kami dapat menjadi perpanjangan tangan kasih Yesus kepada kalian."



Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar